Resensi oleh Noviane asmara
Penulis: L.J.Smith
Penerjemah: SalsabilaSakinah
Penyunting : M. Sidik Nugraha
Penyelaras Aksara : Eldani
ISBN : 978-979-024-207-4
Ukuran : 13 x 20,5 cm
Tebal : 281 Halaman
Cover:SoftCover
Penerbit : Atria
Terbit : Maret 2010
Masih tentang kisah percintaan antara Manusia dan Vampire yang akhir-akhir ini semarak dalam berbagai versi novel. Ada yang mengutamakan dalam segi romantisme yang kental, ada yang setengah berdarah-darah adapula yang ringan dan tidak terlalu kuat kesan horornya, seperti dalam Novel The Vampire Diaries ini.
Adalah seorang Stefan Salvatore yang tiba-tiba datang ke Desa Fell’s Church, bersekolah di Sekolah Menengah Robert E.Lee.
Dia datang dengan sejuta misteri dan sejuta pesona, membuat sang Ratu sekolah tersebut , Elena Gilbert, begitu penasaran dan menginginkannya.
Namun ternyata Elena bertepuk sebelah tangan, Stefan tidak pernah menghiraukannya dan sengaja meremehkannya didepan teman Elena.
Ia harus mendapatkan laki-laki itu, bahkan jika itu akan membunuhnya. Tak peduli jika itu akan membunuh mereka berdua, ia harus mendapatkannya.
Itulah janji Elena pada dirinya, yang merasa harga dirinya diinjak-injak akibat penolakan dari Stefan. Karena bagi Elena ia adalah Ratu sekolah dan tidak ada yang bisa menolak keinginan dan kehendaknya, seperti yang dikatakan Matt Honeycutt, mantan pacarnya yang masih mencintainya, bahwa semua orang dan segala hal harus beredar sesuai dengan keinginannya.
Lembar demi lembar buku ini, terus mengisahkan tentang perjuangan Elena untuk mendapatkan cinta Stefan, mulai dari menyebar issue miring tentang Stefan, membuat trik-trik jahil bersama kedua sahabatnya, Bonnie dan Meredith, sampai berbuat konyol saking merasa putus asanya. Yang akhirnya mengantarkan ia pada masa lalu Stefan yang kelam dan menyakitkan.
“Kamu ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya, apa yang terjadi terhadap Katherine?” bisiknya. Elena mengangguk, pasti. “ Kalau begitu aku akan mengatakannya. Ia meninggal keesokan harinya. Aku dan kakakku Damon, kami membunuhnya.”
Alih-alih takut dan menjauh ketika Elena mengetahui hal kelam tentang Stefan, ia malah meminta Stefan menjadikannya seperti adanya Stefan.
“Aku telah membuat keputuan, Stefan, ujarnya lembut, memfokuskan pandangannya. “aku menginginkannya.”
Stefan menelan ludah, “Kamu tidak mengerti apa yang kamu minta.”
Penasaran kan? Baca aja….
Ending dari Novel ini, mengambang. Hal ini wajar, mengingat The Vampire Diaries : The Awakening, adalah Novel pertama dari Trilogi The Vampire Diaries.
Menurut saya, Novel ini jauh lebih ringan dibanding dengan Novel Vampire berseri lainnya yang sudah pernah saya baca.
Yang pasti saya sangat penasaran akan kelanjutan dari kisah Elena Gilbert dan Stefan Salvatore ini, semoga segera terjawab di buku selanjutnya.
Ada sedikit yang mengganjal dan terasa kurang pas dalam penerjemahan novel ini menurut saya.
Bila dalam bahasa Inggris, seorang anak mengatakan “you” pada ayahnya (orangtua), hal ini memang baku dan memang seperti itulah yang berlaku. Tapi ketika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, terasa kasar buat saya ketika mendengar seorang anak berkata “ Kupikir kamu bisa mengerti kalimat sederhana itu, Ayah.”(hal.34), akan lebih terasa sopan bila ditulis seperti ini “ Kupikir ,Ayah bisa mengerti kalimat sederhana itu, Ayah.” Atau ketika mengatakan “Begitu rupanya. Jika kamu lebih suka meminjamkan uang kepada orang-orang yang menjilat dan membuaimu dengan harapan-harapan?”(hal.34), akan lebih enak bila ditulis “Begitu rupanya. Jika Ayah lebih suka meminjamkan uang kepada orang-orang yang menjilat dan membuai Ayah dengan harapan-harapan.' ^ _ ^
0 comments:
Post a Comment