Dua yang menjadi satu dan satu yang melingkupi semua
by Noviane Asmara
Judul : The Sorceress :The Secret of The Immortal Nicholas Flamel #3
Penulis : Michael Scott
Penerjemah : Mohammad Baihaqqi
Penyunting : Nadya Andwiani
Korektor : Endah Sulwesi
Tata Letak : MAB
Tebal : 545 Halaman
Cover : Soft Cover
Penerbit : Matahati
Terbit : Maret 2010
Dalam perjalanan Nicholas Flamel sang Alchemyst bersama si Kembar, Sophie dan Josh Newman untuk mencari Gilgamesh, sang Raja, sang Leluhur Zaman, si manusia abadi tertua guna mengajarkan sihir pada si Kembar, banyak sekali hambatan-hambatan yang menghadang mereka.
Mereka tetap diburu oleh Dee dan Machiavelli beserta mahluk-mahluk aneh yang paling mengerikan dan mematikan dari sebelumnya.
Si Kembar diburu karena keberadaan dua lembar Codex dari kitab Abraham, yang masih disimpan oleh Josh. Hanya kehancuran dan bencana lah yang akan terjadi apabila kedua lembar Codex tersebut jatuh ketangan Dee dan Machiavelli, yang merupakan abdi dari Tetua Gelap yang super Jahat.
Di buku ini banyak bermunculan manusia-manuasia abadi lainnya, seperti William Shakespeare, yang dulu pernah menjadi murid sang Alchemyst sampai kemudian mengkhianatinya. Ada juga Palamades sang Ksatria Saracen yang tidak memihak, bukan merupakan sekutu dan bukan pula musuh sang Alchemyst. William Bonney, si Billy The Kid, manusia abadi yang mempunyai aroma cabe merah.
Disisi lain diceritakan perjuangan Perenelle Flamel sang Sorceress untuk keluar dari Penjara Alcatraz yang harus berjuang seorang diri dan hanya sedikit dibantu oleh de Ayala sang Hantu, setelah dua temannya Scatty dan Joan terjebak diperut bumi bersama Megafauna buas dari masa Pleistosen saat menggunakan Gerbang Ley ketika bermaksud menolong sang Sorceress dari Penjara Alcatraz.
Ada satu scene di buku ini yang menbuatku tersentuh. Saat Sang Alchemyist menghubungi Istrinya melalui Scrying. Betapa romantisnya pasangan manusia abadi itu, saat Nicholas berkata “ Aku merindukanmu “ sambil mengangkat tangan kanan, membuka jemarinya lebar-lebar. Sementara di belahan dunia yang lain, Perenelle tanpa sadar mengikuti gerakan itu, jemarinya tepat di atas jemari Nicholas.
Scrying ini mengingatkanku pada Pesan Iris yang ada dalam Novel fiksi fantasi lain.
Aku membayangkan, seandainya di Zaman modern seperti sekarang, bentuk Scrying murni masih ada, bukan dengan metoda 3G. Pasti akan terasa “wah” dan merasakan sensasi baru, saat kita berhubungan dengan orang yang kita sayangi walau terpisah jarak beribu-ribu kilo meter
Akhir dari kisah ini sedikit membuat aku penasaran dengan ditemukannya makna “Dua yang menjadi satu”. Aku pikir kata-kata itu adalah hanya makna dari si Kembar Sophie dan Josh, ternyata kata-kata itu menyimpan makna untuk yang lainnya…
Bagiku, buku ketiga dari Seri The Secret of The Immortal Nicholas Flamel ini, benar benar keren dan seru. Keren dari sisi cerita juga keren dari sisi penulisan, sempurna. Aku tidak dapat menemukan satu pun kesalahan tik atau eja dalam buku ini, No Typo. Tapi aku geregetan tidak bisa membacanya dalam semalam, butuh waktu dua malam untuk menikmati petualangan seru si Kembar Matahari dan si Kembar Bulan ini hingga tuntas, karena kemampuan bacaku yang tidak bisa secepat mbak Truly. (Salut dan takjub akan kecepatan baca Mbak Truly)
Rasanya tidak sabar untuk membaca seri berikutnya setiap kali menamatkan kisah Nicholas Flamel ini. Seperti halnya sekarang, setelah menamatkan The Sorceress, ingin rasanya segera membaca The Necromancer
Dan Jangan coba coba mengaku sebagai pencinta Novel Fiksi Fantasi, bila belum mambaca Serial Novel The Secret of The Immortal Nicholas Flamel ^ _^
0 comments:
Post a Comment