Resensi : Noviane Asmara
Penulis : Jackson Pearce
Penerjemah: Ferry Halim
Penyunting: Ida Wajdi
Pewajah Isi: Aniza Pujiati & Hadi
ISBN : 978-979-024-464-1
Ukuran : 13 x 20,5 cm
Tebal : 432 Halaman
Harga : Rp 55.000
Cover : Soft Cover
Penerbit : Atria
Cetakan: I, Februari 2011
Peringatan.
Untuk para gadis, waspadalah. Berhati-hatilah terhadap lelaki asing; tua ataupun muda yang kalian temui di mana saja. Di acara Festival, di tempat boling ataupun di studio les tari. Periksalah apakah mereka mempunyai tato anak panah atau tato koin atau mungkin tato lonceng di pergelangan tangannya?
Bila iya. Kalian dalam masalah besar. Karena mereka adalah Fenris. Fenris yang tidak hanya menjadikanmu mangsa empuknya, tapi juga akan mengubah hidupmu menjadi tidak sama lagi. Seperti hidup kakak beradik March.
SEJAK peristiwa tragis beberapa belas tahun yang lalu, hidup kakak beradik March, Scarlett dan Rosie sudah tidak sama lagi. Mereka kini hidup sebagai pemburu alih-alih pelajar. Mereka memburu sosok yang dikenal sebagai Fenris, manusia serigala.
Scarlett March berusia delapan belas tahun, hidupnya kini hanya difokuskan untuk berburu Fenris. Berburu telah menjadi kesenangan dan obsesinya. Hasratnya akan terpuaskan bila dia sudah dapat membunuh Fenris yang telah mengambil mata kanannya dan meninggalkan luka-luka mengerikan di sekujur badannya, saat dia melindungi Rosie dari sebuah serangan sadis semasa kecil dulu di rumah Oma March di Ellison
Sementara Rosie March yang dua tahun lebih muda dari Scarlett, mau tidak mau berutang nyawa terhadap kakaknya seumur hidupnya. Dia pun terpaksa bergabung dengan kakaknya berburu Fenris demi menebus apa yang telah kakaknya lakukan untuk dirinya. Walaupun jauh di dalam hatinya, Rosie mengharapkan kehidupan ‘normal’ layaknya gadis seusianya; sekolah, mengambil les gambar dan berkencan.
Bersama kakaknya, hal itu adalah hal yang sangat mustahil, karena itu berarti dia akan dianggap Scarlett mengkhianati dirinya, juga membiarkan para Fenris terus membunuh gadis-gadis yang tidak berdosa sebagai mangsanya.
Lett dan Ros mempunyai rekan berburu yang tangguh. Silas Reynolds. Anak dari Pa Reynolds yang telah mengurusi si kakak beradik March sejal nenek mereka meninggal. Pa Reynold pula yang banyak mengajarkan hal berburu pada kedua gadis March ini.
Silas yang mempunyai lima saudara lelaki dan tiga saudara perempuan, telah lama bersama dengan kedua gadis March ini nberburu Fenris.
Sampai suatu saat mereka bertiga pergi ke acara Festival Musim Apel di taman Ellison. Rosie sebagai umpan. Rosie mengenakan tudung merah. Tudung yang memiliki fungsi ganda―warnanya memancarkan gairah seks, dan nafsu cabul yang sama sekali tidak bisa ditolak para serigala, dan bahan kainnya menyembunyikan sebuah alat yang mendatangkan kematian bagi mereka.
Usaha perburuan mereka awalnya berjalan mulus dan mereka telah berhasil membunuh hampir seratus ekor Fenris dari bermacam-macam kelompok. Tapi kemudian terjadi hal-hal yang aneh. Kini ketika mereka bertemu dengan Fenris, baik secara tunggal maupun bergerombol, para Fenris itu tidak lagi berusaha memangsa mereka. Mereka terlihat menahan diri. Ternyata para Fenris itu mempunyai tujuan yang lebih penting untuk saat ini, yaitu berburu Calon.
Calon yang akan mereka ubah saat bulan Purnama hanya dengan satu gigitan saja.
Kembali tiga pemburu ini beraksi untuk berburu Fenris dan mencari si Calon. Mereka berpacu dengan waktu. Karena bila terlambat sedikit saja, mereka tidak dapat menyelamatkan Calon tersebut. Dan bila para kelompok Fenris yang mendapatkannya lebih awal, artinya Calon tersebut akan berubah menjadi Fenris, sosok monster yang akan meneror kehidupan manusia.
Lett, Ros dan Sil pun terus mencari tahu cirri-ciri Calon tersebut. Dan akhirnya petunjuk mengarahkan bahwa sang Calon adalah seorang lelaki yang merupakan anak ketujuh dari anak ketujuh dan berumur kelipatan tujuh saat fase pergerakan bulan. Dan saat bulan telah sempurna, saat itulah yang akan mengubah si Calon menjadi Fenris.
Namun kenyataan mengejutkan dan menyakitkan harus mereka terima. Calon yang mereka cari-cari selama ini ternyata begitu dekat dengan mereka. Mereka harus berjuang untuk menyelamatkan si calon itu, walaupun ketiga pemburu itu harus menukarkan jiwa mereka.
Dalam kisah Sisters Red ini, Pearce tidak hanyan menyuguhkan adegan-adegan tentang perburuan dan pertempuran melawan Fenris, tetapi juga menyelipkan adegan romansa.
Cinta segitiga yang selalu membuat salah seorang terluka. Sil terlibat asmara dengan Lett dan Ros. Kedekatan antara Sil dan Ros yang semakin mesra dan hangat membuat Lett terluka dan dikhianati, walaupun Lett tahu bahwa jauh di dalam jiwanya, sudah tidak pernah ada rasa cinta, karena gairah yang dia rasakan adalah gairah ketika sedang berburu. Karena dia adalah pemburu sejati.
Ketika membaca bab-bab awal sampai bab pertengahan alurnya tidak begitu cepat. Tetapi mengarah pada setengah bab terakhir, alur melaju semakin cepat dan semakin menegangkan. Misteri kehidupan masa lalu dari Trio pemburu ini semakin terkuak dan kejutan-kejutan perlahan-lahan terjadi, menambah ketegangan saat membacanya.
0 comments:
Post a Comment