Image Source:http://www.ug-udeco.com/index.php?s=1 |
Ngomong-ngomong soal pipis, gue jadi inget misi gue baru-baru ini tentang tes kesehatan dimana misi tersebut terasa mustahil untuk gue lakukan. Tes kesehatan ini juga menjadi awal gue untuk masuk ke jenjang perkuliahan yang lebih tinggi di kedepannya. Eitts, kuliah? anak kerempeng kurus kering hidup dan berkacamata ini udah kuliah? alhamdulilah gue lulus SMA tahun 2014 dan lanjut kuliah di tahun ini. Udahan untuk perayaannya, itu nggak penting.
Cerita ini dimulai saat bulan puasa, bulan suci dimana kita nggak boleh makan, minum, marah, apalagi curi-curi pandang di jalan umum untuk orang yang udah pacaran, kasian. Saat itu, gue dijadwalkan untuk tes kesehatan disalah satu kampus swasta yang berada di Kalimalang, Jakarta. Dengan rasa kantuk yang menyelimuti diri gue untuk mandi, gue langsung diberi perintah oleh nyokap yang terasa aneh saat didengar.
Nyokap: ?Nanti kalau mandi pipisnya ditahan ya, dikeluarinnya nanti aja pas tes.?
Gue: ?Ditahan? ya nggak bisa dong.?
Nyokap: ?Bisa, dicoba aja dulu,? kata nyokap dengan santainya.
Gue: ?Lah, terus caranya gimana?? sahut gue bingung.
Nyokap: ?Dipencet aja.?
Gue: ?Dipencett?!?
Mendengar solusi nyokap yang flat, frontal, dan apa adanya, gue langsung berpikir apa rasanya jika waktu penahanan pipis nanti sudah dilakukan. Dipencet aja dan dipencet aja, itulah dua suku kata yang membayangi gue saat itu. Mending kalau arus pada saat pipis keluar nanti nggak terlalu kencang, lah kalau arusnya deras kaya waduk jatiluhur bagaimana? bisa-bisa pas gue pencet airnya malah keluar dari lobang belakang, kan nggak lucu.
Di dalam kamar mandi, gue mencoba menarik nafas untuk melakukan misi pertama. Misi ini gue namakan ?Pipis Mission Tingkat Satu? alias PM #1. Gue mengangkat kedua tangan layaknya ibu-ibu muda yang sedang melakukan yoga, dan juga merenggangkan kaki layaknya kuda-kuda pada bela diri silat. Dan secara nggak sadar, gue pipis begitu aja.
Selesai mandi.
Nyokap: ?Ditahan nggak tadi? tanya nyokap.
Gue: ?Lupa mencet, hehe.?
Nyokap: ?OMG HELOOOOOOW...? sahut nyokap gue kaya pemeran sinetron GGS SCTV (Baca: Ganteng Ganteng Suka Saman).
Gue: ?Kalau ditahan malah sakit, yaudah langsung dikeluarin aja.?
Nyokap: ?Gak mau tau, nanti kalau pas disana susah pipis awas aja, mama sunat dua kali!?
Gue: ?.....? gue terdiam dan menelan ludah.
Sesampainya di lokasi tes, gue mulai pasrah dengan masa depan. Gue sadar pipis kali ini pasti akan susah setelah semuanya gue keluarkan tadi sebelum berangkat. Seketika itu juga, gue langsung berdoa dan memandang awan yang diselingi daun jatuh dengan tenangnya. Semilir angin yang sejuk pun tidak luput untuk menemani. Ya Tuhan, jikalau hamba tidak pipis di dalam nanti, kuatkanlah hati Jason untuk menghadapi kenyataan yang telah diberikan untuknya. Ia telah menemani hidupku sampai saat ini dan aku tidak tega jika Jason tersakiti (baca: disunat) untuk kedua kali. Ya tuhan, kuatkanlah ia, kuatkanlah. Aamiin.
For your information, Jason adalah teman hidup gue yang paling setia. Setelah ia disunat dulu, ia berubah menjadi seorang teman yang seru dan asyik. Gue juga sengaja memberikan nama ?Jason? karena terkesan elegan untuknya. Janji kita berdua adalah tidak akan dipisahkan oleh apapun dan dimanapun, itu adalah janji abadi antara gue berdua. Janji yang membuat gue tidak akan jauh-jauh darinya dan begitupun Jason kepada gue. Jason is my bestfriend.
Cerita ini dimulai saat bulan puasa, bulan suci dimana kita nggak boleh makan, minum, marah, apalagi curi-curi pandang di jalan umum untuk orang yang udah pacaran, kasian. Saat itu, gue dijadwalkan untuk tes kesehatan disalah satu kampus swasta yang berada di Kalimalang, Jakarta. Dengan rasa kantuk yang menyelimuti diri gue untuk mandi, gue langsung diberi perintah oleh nyokap yang terasa aneh saat didengar.
Nyokap: ?Nanti kalau mandi pipisnya ditahan ya, dikeluarinnya nanti aja pas tes.?
Gue: ?Ditahan? ya nggak bisa dong.?
Nyokap: ?Bisa, dicoba aja dulu,? kata nyokap dengan santainya.
Gue: ?Lah, terus caranya gimana?? sahut gue bingung.
Nyokap: ?Dipencet aja.?
Gue: ?Dipencett?!?
Mendengar solusi nyokap yang flat, frontal, dan apa adanya, gue langsung berpikir apa rasanya jika waktu penahanan pipis nanti sudah dilakukan. Dipencet aja dan dipencet aja, itulah dua suku kata yang membayangi gue saat itu. Mending kalau arus pada saat pipis keluar nanti nggak terlalu kencang, lah kalau arusnya deras kaya waduk jatiluhur bagaimana? bisa-bisa pas gue pencet airnya malah keluar dari lobang belakang, kan nggak lucu.
Di dalam kamar mandi, gue mencoba menarik nafas untuk melakukan misi pertama. Misi ini gue namakan ?Pipis Mission Tingkat Satu? alias PM #1. Gue mengangkat kedua tangan layaknya ibu-ibu muda yang sedang melakukan yoga, dan juga merenggangkan kaki layaknya kuda-kuda pada bela diri silat. Dan secara nggak sadar, gue pipis begitu aja.
Selesai mandi.
Nyokap: ?Ditahan nggak tadi? tanya nyokap.
Gue: ?Lupa mencet, hehe.?
Nyokap: ?OMG HELOOOOOOW...? sahut nyokap gue kaya pemeran sinetron GGS SCTV (Baca: Ganteng Ganteng Suka Saman).
Gue: ?Kalau ditahan malah sakit, yaudah langsung dikeluarin aja.?
Nyokap: ?Gak mau tau, nanti kalau pas disana susah pipis awas aja, mama sunat dua kali!?
Gue: ?.....? gue terdiam dan menelan ludah.
Sesampainya di lokasi tes, gue mulai pasrah dengan masa depan. Gue sadar pipis kali ini pasti akan susah setelah semuanya gue keluarkan tadi sebelum berangkat. Seketika itu juga, gue langsung berdoa dan memandang awan yang diselingi daun jatuh dengan tenangnya. Semilir angin yang sejuk pun tidak luput untuk menemani. Ya Tuhan, jikalau hamba tidak pipis di dalam nanti, kuatkanlah hati Jason untuk menghadapi kenyataan yang telah diberikan untuknya. Ia telah menemani hidupku sampai saat ini dan aku tidak tega jika Jason tersakiti (baca: disunat) untuk kedua kali. Ya tuhan, kuatkanlah ia, kuatkanlah. Aamiin.
For your information, Jason adalah teman hidup gue yang paling setia. Setelah ia disunat dulu, ia berubah menjadi seorang teman yang seru dan asyik. Gue juga sengaja memberikan nama ?Jason? karena terkesan elegan untuknya. Janji kita berdua adalah tidak akan dipisahkan oleh apapun dan dimanapun, itu adalah janji abadi antara gue berdua. Janji yang membuat gue tidak akan jauh-jauh darinya dan begitupun Jason kepada gue. Jason is my bestfriend.
Saat Menunggu di Lokasi Tes Kesehatan |
Setelah mengisi kuisoner kesehatan dan mengukur tinggi maupun berat badan, gue diberikan sebuah tabung kecil oleh seorang ibu muda yang sedang mengurus semua kuisoner di mejanya. Ibu-ibu itu berkata kepada gue, langsung pipis disitu ya, diisi setengah aja. Ternyata, gue diberikan misi olehnya. Misi ini gue namakan ?Pipis Mission Tingkat Dua? alias PM #2. Dengan ragu-ragu, gue menerima tabung kecil dari beliau dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk kedua kali. Jujur, dalam kondisi ini gue dan Jason tidak memilki kemauan yang sama. Gue memiliki keinginan untuk pipis, sedangkan Jason berkeinginan untuk tidur siang. Dengan seriusnya situasi yang sedang dihadapi, gue langsung mengajak Jason untuk berbicara empat mata pada saat itu.
Gue: ?Ayolah Jason, kamu pasti bisa kok,? gue menyemangati.
Jason: ?........?
Gue: ?Jangan diem begitu dong Jason, ini demi kebaikan kamu.?
Jason: ?........? Jason tetap terdiam.
Gue: ?Jasonn, kamu mati? Jason! jawab aku!? gue mulai khawatir.
Jason: ?........?
Gue: ?Jasoonnn jawab akuuuuuu!!!? Gue teriak di kamar mandi.
Mengamati Jason yang sejak tadi terdiam, gue menjadi bingung dan nggak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya gue memberanikan diri untuk keluar dari kamar mandi dan bilang kalau gue belum bisa pipis sama ibu-ibu tadi.
Gue: ?Maaf bu, saya belum bisa pipis, hehe.?
Ibu-ibu: ?Belum bisa? lagi puasa ya?? tanya beliau.
Gue: ?Iya bu, saya puasa.?
Ibu-ibu: ?Oh, yasudah. Tanggal delapan balik lagi aja kesini, kan setelah lebaran ya, nanti adik bisa minum dulu sebelum pipis.?
Gue: ?Tanggal delapan? apa nggak kelamaan ya bu??
Ibu-ibu: ?Nah, kalau bisa sekarang ya sekarang aja. Soalnya kan besok udah mulai libur lebaran.?
Gue: ?Tapi si Jason diem aja bu nggak mau jawab, udah saya suruh pipis tapi nggak mau.? Gue menjelaskan.
Ibu-Ibu: ?Jason? siapa Jason??
Gue: ?Bu..bukan siapa-siapa bu. Iya bukan siapa-siapa.?
Gue tersadar, dan berjalan keluar ruangan.
Jason, aku kecewa. Kalimat itulah yang keluar dari mulut gue saat perjalanan pulang. Gue bingung kenapa akhir-akhir ini Jason terdiam jika diajak bicara. Tapi karena Jason adalah sahabat gue, akhirnya gue berhenti menyalahkan dia karena gue nggak mau menyakiti perasaanya. Nggak lama kemudian, tibalah gue di depan pintu rumah dan tampak nyokap yang menyambut manja dengan sapunya. ?Bisa pipis nggak?? itulah pertanyaan pertama yang gue dengar setelah perjalanan pulang yang melelahkan. ?Belum bisa pipis ma, balik lagi nanti tanggal delapan,? jawab gue dengan singkatnya. Nyokap gue terdiam, dan melanjutkan pekerjaannya. Mungkin sebelumnya nyokap gue tau gue nggak akan pipis di tempat tes, dan mungkin juga nyokap gue mengerti keadaan gue pada saat itu.
Saat malam hari, gue semakin penasaran kenapa Jason terdiam tanpa bicara. Gue secara langsung berfikir kejadian apa yang membuat Jason nggak ingin mengeluarkan sepatah kata-pun saat siang tadi. Dan sekali lagi, gue mencoba membujuk Jason untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Gue: ?Jason, maaf kalau aku salah, aku cuma ingin tau yang sebenarnya, ada apa Jason?? tanya gue pada saat itu.
Jason: ?..............? Jason terdiam.
Gue: ?Jason, kalau aku terlalu memaksakanmu pada saat tes tadi, maafkanlah diriku ini Jason.?
Jason: ?..............?
Gue: ?Maksud kamu Jason???
Jason: ?..........................., ................................., ...............................?
Gue: ?Oooh, jadi karna itu kamu terdiam???
Jason: ?.....?
Masalah selesai.
Untuk beberapa orang yang memiliki teman, baik itu teman dekat maupun teman yang sudah menjadi sahabat, pasti mempunyai feeling dalam memahami perasaan antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu pula gue dengan Jason, walaupun Jason nggak berbicara seperti biasanya, tetapi hati maupun perasaan kita menyatu layaknya sahabat yang sebenarnya. Saat Jason menceritakan semuanya, sekaranglah gue paham arti sebuah perasaan.
Jason cerita semuanya kepada gue. hati dia merasa rapuh saat dulu nyokap gue bilang, ?Mama nggak mau tau, nanti kalau pas disana susah pipis awas aja, bakal mama sunat dua kali!? Seketika itu pula Jason menganggap hidupnya tidak berarti lagi di dunia. Dia hanya butuh kebebasan, dia hanya butuh teman yang mengerti semua tentangnya. Dia tidak ingin lagi bertemu dengan mantannya dulu yaitu gunting sunat yang sudah menyakiti dirinya sampai terasa sakitnya. Dan akhirnya gue baru mengerti, gunting sunat yang dipakai untuk sunat gue dulu adalah kekasih Jason yang meninggalkannya begitu aja tanpa alasan. Kalian bingung? sama, gue juga. Memang sedikit rumit hubungan percintaan Jason dengan kekasihnya. Tetapi ibarat nasi sudah menjadi bubur, Jason lah yang menjadi korban atas semuanya.
Jason kuat dan Jason tabah. Kata-kata motivasi itulah yang gue berikan untuknya. Saat malam itu gue sadar, sadar akan kuatnya cinta berbeda latar belakang antara Jason dengan kekasihnya yang dulu, dan sadar bagaimana rasanya disakiti orang yang kita sayangi sebelumnya. Dari cerita Jason pula, gue mengambil kesimpulan yang gue sendiri nggak ngerti kenapa gue bisa tulis seperti berikut:
?Apabila kalian bertemu dengan seseorang yang spesial sebelumnya, dan ia telah menyakitimu setelahnya, maka bersabarlah.? - Hukum Nova Tentang Cinta #2
Walaupun Jason merasa kekasihnya yang dulu adalah terakhir baginya, tapi apabila tidak ada sama sekali cinta yang singgah di hati Jason, semuanya akan berakhir dengan percuma.
Tanggal 8 Agustus 2014 adalah tanggal penentuan untuk gue. Nyokap bilang kepada gue, ?Di atas meja udah ada banyak aqua botol sama gelas, di jalan minum dulu semuanya.? katanya. ?Iya maa,? jawab gue. Seketika itu juga, gue membandingkan binatang onta dengan diri gue pribadi. ?Minum semuanya??? gue nggak tau apa yang ada dipikiran nyokap gue sampai memberikan amanah seperti itu. Mungkin memang benar anaknya ini adalah seekor onta yang dianugrahi wajah pas-pasan dengan mata yang tajam. Tapi setelah gue berkaca di depan cermin untuk menguji kebenarannya, emang bener.
Hari setelah lebaran adalah hari yang penuh berkah. Di hari ini juga gue bisa menuntaskan misi gue untuk minum sebanyak mungkin air dan mengeluarkannya dengan penuh kebahagiaan. Sebelum berangkat, gue berhasil meminum 4-5 aqua gelas yang sudah disediakan di atas meja. Apapun yang terjadi pada saat itu, minum air adalah hal yang harus diprioritaskan.
Pipis Mission Tingkat #3 alias PM #3 adalah misi gue yang terakhir. Misi ini berisi suatu pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapatkan apa-apa. Jadi menurut gue misi ini hukumnya sunah untuk dilakukan. Dimana kalau berhasil akan lanjut ketahap selanjutnya, dan jika gagal akan mengulangi di kesempatan berikutnya. Kira-kira seperti itu.
Sesaat menaiki anak tangga dan bergegas ke ruang tes kesehatan di lantai 2, tiba-tiba Jason menyampaikan sesuatu kepada gue melalui ikatan batin yang kita punya sebelumnya.
Jason: ?Aqu mau pipis,? dengan suara kecilnya.
Gue: ?Apa?? Kamu serius Jason??? tanya gue dalam hati.
Jason: ?Ceiyus, oedah gax cahan.?
Gue: ?Sebentar, sejak kapan kamu mau pipis?? kok baru bilang??
Jason: ?Cejak cicalan tadi, aqu gax mau gagu qaqa yg agi nyetil, ahaya.?
Gue: ?Oh Jason,? seketika gue melihat mata Jason.
Jason: ?iyach qaqa?? Jason membalas tatapan gue. Mata kita saling bertemu.
Gue: ?YOU ROCK JASON!? gue teriak di lokasi tes.
Mission complete! Wohooo, akhirnya gue lulus tes kesehatan saat itu juga. Sedikit terharu memang mengingat pengorbanan gue sampai sejauh ini. Menunggu beberapa hari untuk pipis, minum banyak air yang disediakan oleh nyokap, dan bolak-balik lokasi tes sampai terasa capeknya. Ini semua berkat Jason, terima kasih banyak. #senyumseorangsahabat
Gue: ?Ayolah Jason, kamu pasti bisa kok,? gue menyemangati.
Jason: ?........?
Gue: ?Jangan diem begitu dong Jason, ini demi kebaikan kamu.?
Jason: ?........? Jason tetap terdiam.
Gue: ?Jasonn, kamu mati? Jason! jawab aku!? gue mulai khawatir.
Jason: ?........?
Gue: ?Jasoonnn jawab akuuuuuu!!!? Gue teriak di kamar mandi.
Mengamati Jason yang sejak tadi terdiam, gue menjadi bingung dan nggak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya gue memberanikan diri untuk keluar dari kamar mandi dan bilang kalau gue belum bisa pipis sama ibu-ibu tadi.
Gue: ?Maaf bu, saya belum bisa pipis, hehe.?
Ibu-ibu: ?Belum bisa? lagi puasa ya?? tanya beliau.
Gue: ?Iya bu, saya puasa.?
Ibu-ibu: ?Oh, yasudah. Tanggal delapan balik lagi aja kesini, kan setelah lebaran ya, nanti adik bisa minum dulu sebelum pipis.?
Gue: ?Tanggal delapan? apa nggak kelamaan ya bu??
Ibu-ibu: ?Nah, kalau bisa sekarang ya sekarang aja. Soalnya kan besok udah mulai libur lebaran.?
Gue: ?Tapi si Jason diem aja bu nggak mau jawab, udah saya suruh pipis tapi nggak mau.? Gue menjelaskan.
Ibu-Ibu: ?Jason? siapa Jason??
Gue: ?Bu..bukan siapa-siapa bu. Iya bukan siapa-siapa.?
Gue tersadar, dan berjalan keluar ruangan.
Jason, aku kecewa. Kalimat itulah yang keluar dari mulut gue saat perjalanan pulang. Gue bingung kenapa akhir-akhir ini Jason terdiam jika diajak bicara. Tapi karena Jason adalah sahabat gue, akhirnya gue berhenti menyalahkan dia karena gue nggak mau menyakiti perasaanya. Nggak lama kemudian, tibalah gue di depan pintu rumah dan tampak nyokap yang menyambut manja dengan sapunya. ?Bisa pipis nggak?? itulah pertanyaan pertama yang gue dengar setelah perjalanan pulang yang melelahkan. ?Belum bisa pipis ma, balik lagi nanti tanggal delapan,? jawab gue dengan singkatnya. Nyokap gue terdiam, dan melanjutkan pekerjaannya. Mungkin sebelumnya nyokap gue tau gue nggak akan pipis di tempat tes, dan mungkin juga nyokap gue mengerti keadaan gue pada saat itu.
Saat malam hari, gue semakin penasaran kenapa Jason terdiam tanpa bicara. Gue secara langsung berfikir kejadian apa yang membuat Jason nggak ingin mengeluarkan sepatah kata-pun saat siang tadi. Dan sekali lagi, gue mencoba membujuk Jason untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Gue: ?Jason, maaf kalau aku salah, aku cuma ingin tau yang sebenarnya, ada apa Jason?? tanya gue pada saat itu.
Jason: ?..............? Jason terdiam.
Gue: ?Jason, kalau aku terlalu memaksakanmu pada saat tes tadi, maafkanlah diriku ini Jason.?
Jason: ?..............?
Gue: ?Maksud kamu Jason???
Jason: ?..........................., ................................., ...............................?
Gue: ?Oooh, jadi karna itu kamu terdiam???
Jason: ?.....?
Masalah selesai.
Untuk beberapa orang yang memiliki teman, baik itu teman dekat maupun teman yang sudah menjadi sahabat, pasti mempunyai feeling dalam memahami perasaan antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu pula gue dengan Jason, walaupun Jason nggak berbicara seperti biasanya, tetapi hati maupun perasaan kita menyatu layaknya sahabat yang sebenarnya. Saat Jason menceritakan semuanya, sekaranglah gue paham arti sebuah perasaan.
Jason cerita semuanya kepada gue. hati dia merasa rapuh saat dulu nyokap gue bilang, ?Mama nggak mau tau, nanti kalau pas disana susah pipis awas aja, bakal mama sunat dua kali!? Seketika itu pula Jason menganggap hidupnya tidak berarti lagi di dunia. Dia hanya butuh kebebasan, dia hanya butuh teman yang mengerti semua tentangnya. Dia tidak ingin lagi bertemu dengan mantannya dulu yaitu gunting sunat yang sudah menyakiti dirinya sampai terasa sakitnya. Dan akhirnya gue baru mengerti, gunting sunat yang dipakai untuk sunat gue dulu adalah kekasih Jason yang meninggalkannya begitu aja tanpa alasan. Kalian bingung? sama, gue juga. Memang sedikit rumit hubungan percintaan Jason dengan kekasihnya. Tetapi ibarat nasi sudah menjadi bubur, Jason lah yang menjadi korban atas semuanya.
Jason kuat dan Jason tabah. Kata-kata motivasi itulah yang gue berikan untuknya. Saat malam itu gue sadar, sadar akan kuatnya cinta berbeda latar belakang antara Jason dengan kekasihnya yang dulu, dan sadar bagaimana rasanya disakiti orang yang kita sayangi sebelumnya. Dari cerita Jason pula, gue mengambil kesimpulan yang gue sendiri nggak ngerti kenapa gue bisa tulis seperti berikut:
?Apabila kalian bertemu dengan seseorang yang spesial sebelumnya, dan ia telah menyakitimu setelahnya, maka bersabarlah.? - Hukum Nova Tentang Cinta #2
Walaupun Jason merasa kekasihnya yang dulu adalah terakhir baginya, tapi apabila tidak ada sama sekali cinta yang singgah di hati Jason, semuanya akan berakhir dengan percuma.
Tanggal 8 Agustus 2014 adalah tanggal penentuan untuk gue. Nyokap bilang kepada gue, ?Di atas meja udah ada banyak aqua botol sama gelas, di jalan minum dulu semuanya.? katanya. ?Iya maa,? jawab gue. Seketika itu juga, gue membandingkan binatang onta dengan diri gue pribadi. ?Minum semuanya??? gue nggak tau apa yang ada dipikiran nyokap gue sampai memberikan amanah seperti itu. Mungkin memang benar anaknya ini adalah seekor onta yang dianugrahi wajah pas-pasan dengan mata yang tajam. Tapi setelah gue berkaca di depan cermin untuk menguji kebenarannya, emang bener.
Hari setelah lebaran adalah hari yang penuh berkah. Di hari ini juga gue bisa menuntaskan misi gue untuk minum sebanyak mungkin air dan mengeluarkannya dengan penuh kebahagiaan. Sebelum berangkat, gue berhasil meminum 4-5 aqua gelas yang sudah disediakan di atas meja. Apapun yang terjadi pada saat itu, minum air adalah hal yang harus diprioritaskan.
Pipis Mission Tingkat #3 alias PM #3 adalah misi gue yang terakhir. Misi ini berisi suatu pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapatkan apa-apa. Jadi menurut gue misi ini hukumnya sunah untuk dilakukan. Dimana kalau berhasil akan lanjut ketahap selanjutnya, dan jika gagal akan mengulangi di kesempatan berikutnya. Kira-kira seperti itu.
Sesaat menaiki anak tangga dan bergegas ke ruang tes kesehatan di lantai 2, tiba-tiba Jason menyampaikan sesuatu kepada gue melalui ikatan batin yang kita punya sebelumnya.
Jason: ?Aqu mau pipis,? dengan suara kecilnya.
Gue: ?Apa?? Kamu serius Jason??? tanya gue dalam hati.
Jason: ?Ceiyus, oedah gax cahan.?
Gue: ?Sebentar, sejak kapan kamu mau pipis?? kok baru bilang??
Jason: ?Cejak cicalan tadi, aqu gax mau gagu qaqa yg agi nyetil, ahaya.?
Gue: ?Oh Jason,? seketika gue melihat mata Jason.
Jason: ?iyach qaqa?? Jason membalas tatapan gue. Mata kita saling bertemu.
Gue: ?YOU ROCK JASON!? gue teriak di lokasi tes.
Mission complete! Wohooo, akhirnya gue lulus tes kesehatan saat itu juga. Sedikit terharu memang mengingat pengorbanan gue sampai sejauh ini. Menunggu beberapa hari untuk pipis, minum banyak air yang disediakan oleh nyokap, dan bolak-balik lokasi tes sampai terasa capeknya. Ini semua berkat Jason, terima kasih banyak. #senyumseorangsahabat
reff : http://novatri9.blogspot.com/2014/09/the-mission-of-pipis.html
0 comments:
Post a Comment