Setelah Nabi Musa wafat, Bani Israil kembali menyembah berhala, mereka meninggalkan Taurat, kitab peninggalan Nabi Musa. Mereka tercerai ? berai tanpa seorang pemimpin. Sampai akhirnya Allah SWT, menurunkan utusannya bernama Samuel untuk membimbing mereka sekaligus menyampaikan berita tentang seseorang yang akan menjadi pemimpin mereka.
Atas petunjuk Allah, Samuel mengatakan bahwa calon pemimpin Bani Israil adalah seseorang yang berilmu, kuat dan bijaksana serta menguasai ilmu perang, namun ia dari kalangan rakyat biasa. Dia bernama Thalut. Kaum Bani Israil pun kecewa. Mereka merasa orang biasa tidak pantas menjadi raja. Akhirnya, Nabi Samuel diminta menunjukkan bukti yang lebih kuat bahwa Thalut adalah orang yang pantas memimpin mereka.
Samuel mengatakan bahwa kembalinya Tabut yang akan dibawa oleh malaikat sebagai buktinya. Akhirnya, mereka percaya setelah mereka melihat Tabut itu dan bersedia mengangkat Thalut menjadi pemimpin mereka. Segera setelah diangkat menjadi Raja, Thalut mengumpulkan rakyatnya untuk membentuk pasukan yang kuat guna melawan bangsa yang telah lama menindas mereka.
Setelah mereka berlatih cukup lama, pasukan yang dipimpin Thalut pun siap untuk berperang. Mereka akan betempur dengan pasukan yang dipimpin Jalut.
Di tengah perjalanan, Thalut berkata kepada pasukannya, ? Allah akan menguji kita dengan sebuah sungai. Barang siapa meminum airnya, dia bukanlah pengikutku. Barangsiapa yang tidak meminumnya, kecuali seteguk saja, dia adalah pengikutku!?
Tibalah mereka disebuah sungai seperti yang dikatakan Thalut. Udara yang panas dan tubuh yang letih membuat sebagian besar pasukan lupa akan peringatan Thalut sebelumnya. Segera mereka menceburkan diri ke sungai dan meminum air sungai sepuasnya. Kejadian ini menyebabkan jumlah pasukan Thalut menyusut. Sebagian besar dari mereka tak mampu lagi melanjutkan perjalanan karena telah mengabaikan penringatan Thalut.
Meski telah berjumlah sedikit, pasukan ini terus berjalan menuju medan perang. Mereka adalah pasukan pilihan yang telah lulus dari ujian. Akhirnya sampailah mereka di suatu tempat yang telah ditentukan. Bertemulah pasukan Thalut dengan pasukan Jalut. Jumlah pasukan Jalut yang banyak tidak menggetarkan pasukan Thalut. Mereka yakin Allah SWT akan menolong. Mereka terus berdoa kepada Allah SWT.
Daud dan saudara ? saudaranya termasuk kedalam pasukan Thalut. Daud masih sangat muda, sehingga ia ditempatkan di garis belakang. Daud bertugas sebagai pelempar yang menggunakan ketapel raksasa.
Di arena pertempuran, pasukan Thalut dan pasukan Jaut berhadapan. Muncullah Jalut di tengah arena seraya menantang. Daud maju menjawab tantangan dari Jalut. melihat Daud yang masih belia dengan tubuh kecilnya, Jalut berkata, ?Kembalilah, aku tidak ingin membunuhmu. ?Daud menjawab dengan lantang, tapi, aku ingin membunuhmu!?
Daud segera mengarahkan ketapelnya ke arah Raja Jalut. Dengan sekali tarikan sebuah batu melesat dengan cepat. ?Wuuussshh?.!? dan tepat mengenai kepala Jalut. Tubuh Jalut yang besar pun roboh ke tanah. Mengetahui Jalut tewas, pasukannya menjadi bercerai ? berai.Melihat hal itu, pasukan Thalut bergembira. Semangat mereka pun bertambah. Akhirnya, dengan pertolongan Allah, pasukan Thalut berhasil meraih kemenangan meski jumlah mereka sedikit.
Saat kembali pulang, seluruh rakyat menyambut pasukan dengan sukacita. Mereka mengelu ? elukan Daud senbagai pahlawan perang. Raja Thalut pun bangga memiliki Daud di dalam pasukannya. Hingga suatu waktu, Thalut pun menikahkan putrinya yang bernama Mikyal dengan Daud.
Kehebatan Daud dan kecintaan rakyat kepadanya lama ? kelamaan memunculkan rasa iri di dalam hati THalut. Rupanya, ia takut Daud akan mengambil alih kekuasaannya. Karena itu, ia pun mulai menyusun rencana jahat utnuk menyingkirkan Daud. Atas izin Allah, Daud akhirnya mengetahui rencana jahat Thalut. Daud pun segera pergi meninggalkan istana bersama istrinya. Sebagian rakyat yang mengatahui kepergiannya segera ikut menyusul.
Thalut yang akhirnya mengetahui kepergian Nabi Daud menjadi marah. Ia segera mngirim pasukan untuk menangkap Nabi Daud. Namun, usaha itu sia ? sia. Nabi Daud berhasil menyelamatkan diri. Meski terus diburu, Nabi Daud tetap berupaya mencari cara untuk menyadarkan Thalut. Dengan pertolongan Allah, Usaha Nabi Daud untuk menyadarkan Thalut membuahkan hasil. Thalut bertobat dan menyadari kekeliruannya. Sebagai penebus kesalahannya, Thalut menyerahkan kerajaannya kepada Nabi Daud. Ia pun pergi meninggalkan istananya.
Nabi Daud memimpin kerajaannya dengan bijaksana. Nabi Daud terkenal ketekunannya beribadah, baik shalat maupun puasa. Nabi Daud juga diberi kelebihan oleh Allah mampu melunakkan besi tanpa harus membakarnya. Mukjizat lainnya adalah kitab Zabur yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud. Nabi Daud juga dikaruniai suara sangat merdu. Dengan kemerduan suaranya ketika membaca kitab Zabur, burung ? burung dan gunung ikut bertasbih bersamanya.
Dikutip dari :
Mukjizat Nabiku
Ummu Asma
Ummu Fathan
reff : https://dongengpengantartiduranak.wordpress.com/2012/02/12/kisah-nabi-daud-a-s/
0 comments:
Post a Comment