Resensi : Noviane asmara
Detail Buku:
Judul : TREASURE ISLAND
Penulis : Robert Louis Stevenson
Penerjemah: Mutia Dharma
Penyunting: Ida Wajdi dan Pujia Pernami
Pewajah Isi : Hadi MahfudinISBN : 978-979-024-465-8
Ukuran : 13 x 20,5 cm
Tebal : 352 Halaman
Harga : Rp 43.000
Cover : Soft Cover
Penerbit : Atria
Cetakan: I, April 2011
Jika kisah pelaut dan nyanyian,
Badai dan petualangan, dingin dan panas,
Jika perahu, pulau dan daratan,
Dan bajak laut, serta emas,
Dan semua romansa itu, dikisahkan lagi
Seperti di zaman yang telah pergi
Bias menghiburku seperti juga,
Orang-orang yang masih muda,
--maka mulailah! Namun jika,
Para pmuda tak lagi peduli,
Jika pikiran mereka telah lupa,
Pada Kinsgton, atau Ballantyne yang berani,
Atau Cooper penguasa hutan dan gelombang:
Juga biarkanlah! Maka aku
Dan semua bajak laut bias berbagi kubur
Tempat mereka dan ciptanannya tertidur!
-Kepada Para Pemburu Yang Ragu-
Buku Treasure Island ini merupakan salah satu dari sekian banyak buku klasik yang populer. Buku yang dibagi menjadi enam bagian ini mengisahkan petualangan Jim Hawkins, seorang anak biasa yang sehari-harinya membantu ayahnya mengurusi Admiral Benbow―penginapan mereka.
Sampai suatu saat Admiral Benbow kedatangan seorang pengunjung―seorang bajak laut tua bernama Flint. Kedatangan bajak laut tua ini menjadikan kehidupan monoton Jim berubah total. Kematian bajak laut tua di penginapannya secara tragis, mewariskan Jim sebuah peta harta karun.
Jim terpaksa harus berpisah dengan ibunya demi ikut bertualang mencari harta karun bersama-sama dengan orang yang telah menolongnya dengan berbekal sebuah buku dan kertas bersegal sebagai petunjuk
Darah muda yang mengalir dalam tubuh Jim, menjadikan ia begitu bersemangat untuk mengarungi lautan dengan menunggangi kapal cantik HISPANIOLA.
Di tengah petualangannya mengarungi lautan demi mencari harta karun, Jim bersama Hakim Trelawney, Dokter Livesey, Kapten Smollet dan beberapa orang lainnya yang bertugas sebagai anak buah kapal, banyak mengalami rintangan.
Rintangan itu tidak hanya datang dari luar, tetapi lebih parahnya lagi ada konspirasi jahat dari dalam yang siap-siap mengadang dan menghancurkan visi dan misi Jim Hawkins.
Dengan segala keterbatasan Jim yang dasarnya hanyalah anak biasa dan bukan pelaut, ia berusaha menyelamatkan diri dan orang-oarang yang ia anggap teman.
Dan diakhir cerita dikisahkan kalau perjuangan Jim yang pantang menyerah dan penuh semangat itu membuahkan hasil yang gemilang.
Bagi saya novel klasik ini begitu ringan dan sederhana. Tidak seperti cerita-cerita klasik lainnya yang sarat dengan kata bijak, bertaburan perumpamaan indah, Treasure Island ini sedikit berbeda. Mungkin karena bercerita tentang bajak laut dan perjalanan mengarungi laut, bukan tentang cerita yang menitikberatkan pada kehidupan social dan pencarian jati diri.
Konon, inilah buku pertama yang mengilhami ditulisnya cerita-cerita tentang perburuan dan harta karun.
Dan petualangan bajak laut yang kini banyak difilmkan, dibuat pertama kali karena terinspirasi oleh novel ini.
Ada beberapa kata yang membuat kening saya berkerut saat membacanya. Berkali-kali saya menemukan kata ‘tuggas’ bukannya ‘tugas’. Adapula kata ‘bayyi’ dan bukannya ‘bayi’ dan ‘dilluar’ bukannya ‘diluar’.
Saat saya berpikir kalau hal itu adalah kesalahan dalam pengetikan, tapi segera saya temukan jawabannya, yaitu tidak mungkin. Karena kata-kata tersebut muncul kembali dan tetap tertulis demikian.
Akhirnya saya mencoba mencari penjelasan dengan bertanya pada seorang teman yang kebetulan sudah pernah membaca versi aslinya yaitu dalam Bahasa Inggris, dan juga seorang editor. Dan dia menerangkan bila memang di dalam buku aslinya pun kata tersebut tertulis demikian. ‘babby’ bukannya ‘baby’ dan ‘tassk’ bukannya ‘task’. Menurut dia, kata tersebut sengaja ditulis seperti itu oleh si penulisnya, karena untuk menggambarkan tentang latar pendidikan para bajak laut saat itu yang digambarkan bodoh dalam hal baca dan tulis. Masuk akal memang penjelasan tersebut. CMIIW.
Tapi ketika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, saya tidak bisa membaca kearah mana hal tersebut dimaksud. Dilihat dari konteks kalimatnya pun, seperti tidak ada penekanan atau makna yang tersirat. Atau mungkin saya yang kurang peka dan jeli ketika membacanya.
Satu lagi yang menjadi ganjalan saya. Terdapat penggunaan kata ‘goblog’ yang saya pikir kurang sopan dan terlalu kasar untuk jenis novel kalsik yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja. Mungkin bisa diganti dengan bahasa hujatan atau sumpah serapah yang lain, yang mungkin akan terdengar lebih sopan.
Untuk kisah petualangan Jim Hawkins ini, saya berikan 2.5 bintang. Tapi saya suka dengan ilustrasi di dalamnya yang berada di setiap babnya plus kover memukau yang sangat lucu dan eye cathing.
Roberts Louis Balfour Stevenson lahir di Edinburg, Skotlandia 13 November 1850. Selain sebagai seorang novelis, beliau juga seorang penyair, esais dan penulis perjalanan. Selama 44 tahun masa hidupnya, beliau telah menulis lebih dari selusin novel. Treasure Island (1883), The Black Arror: A Tale of the Two Roses (1883), Prince Otto (1885), Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde (1886), Kidnapped (1886), The Master of Ballantrae (1889), The Wrong Box (1889), The Wrecker (1892), Catriona (1893), The Ebb-Tide (1894), Weir Hermiston (1896), St. Ives: being the Adventures of s French Prisoner in England (1897). Treasure Island adalah salah satu novelnya yang meraih sukses.
Sayangnya ada beberapa novel beliau yang belum sempat terselesaikan sampai beliau meninggal yang kemudian diteruskan oleh penulis lain.
Beberapa penulis ternama sangat mengagumi beliau. Adalah Ernest Hemingway yang terkenal dengan Masterpiece-nya The Old Man and The sea..
Robert Louis Stevanson meninggal di Vailima, Samoa 3 Desember 1894 dalam usia yang masih relatif muda, 44 tahun.
0 comments:
Post a Comment