Belajar Terori Darwin bersama Callie Vee
Resensi: Noviane Asmara
Detail Buku :
Judul : THE EVOLUTION of CALPURNIA TATE
Penulis : Jacqueline Kelly
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Penyunting : Nadya Andwiani
Korektor : Nani
Tebal : 383 Halaman
Harga : Rp 52.500
Cover : Soft Cover
Penerbit : Matahati
Cetakan : November
CALLIE Vee. Begitu orang-orang memanggilnya. Tetapi ia terlahir dengan nama lengkap Calpurnia Virginia Tate. Ia adalah anak perempuan keluarga Tate satu-satunya yang berusia sebelas tahun dari tujuh bersaudara. Tumbuh dan besar bersama tiga kakak dan tiga adik laki-lakinya bukanlah hal yang mudah baginya. Karena ia menjadi satu-satunya anak perempuan yang harus mengikuti aturan kuno dan tradisi kala itu.
Mengambil setting desa Fentress, Texas 1899. Tahun yang bisa dibilang masih kuno. Dengan bermacam aturan tetekbengek yang saat ini tidak masuk akal, sampai masalah rasisme yang masih kental.
The Evolution of Calpurnia Tate ini mengisahkan perjalanan hidup seorang Callie Vee menjelang usia dua belas tahun yang penuh rasa ingin tahu.. Ia berusaha menemukan jati dirinya dan berusaha mendobrak adat dan aturan kuno yang mengungkung hidupnya.
Semua itu bermula ketika ia mempunyai segudang pertanyaan tentang kebiasaan binatang dan makhluk hidup di sekitar rumahnya. Dan tidak seorang kakaknya pun mengetahui jawabannya, alih-alih ia diminta bertanya kepada Walter Tate, sang Kakek.
Kakek yang menurut Harry kakak tertuanya, mempunyai pengetahuan luas dan dapat menjawab semua bentuk pertanyaan yang dimiliki Callie. Hanya masalahnya adalah sang Kakek terkenal tidak dekat dengan cucu-cucunya dan dimungkinkan tidak mengetahui nama dari ketujuh cucunya itu. Begitu pun para cucunya, mereka enggan bertanya dan dekat kepada sang Kakek.
Callie akhirnya memberanikan diri mengunjungi Kakeknya di laboratorium―tempat yang selalu dihabiskan Kakeknya seharian. Saat mengajukan pertanyaan pertama dengan rasa gentar, alih-alih jawaban yang Callie terima, ia malah diberikan pertanyaan balik oleh sang Kakek. Persahabatan antara keduanya pun akhirnya terbentuk.
Untuk ukuran anak perempuan seusianya, Callie seharusnya belajar piano, merajut, menyulam bahkan memasak. Tapi ia tertarik pada sains. Keingintahuannya terhadap dunia sains begitu besar, terlebih terhadap perilaku makhluk hidup di sekitarnya.
Seperti mengapa belalang kuning berwarna kuning agar bisa bertahan lama di tengah kekeringan; agar burung-burung tidak bisa melihat mereka di tengah hamparan rumput yang menguning. Belalang hijau, yang menjadi mangsa empuk burung-burung, berusia lebih pendek. Hanya yang kuning yang bisa bertahan hidup karena mereka lebih kuat untuk bertahan di tengah cuaca panas.
Callie jatuh cinta terhadap dunia ini. Dan ketika ia tidak dapat meminjam buku yang sangat ia inginkan di perpustakaan sekolahnya, karena dinilai belum pantas membacanya, secara tak disangka-sangka ia mendapatkan buku tersebut dari Kakeknya yang mengambilnya dari koleksi perpustakaannya. The Origin of Species karya Mr. Darwin.
Hari-hari Callie ia habiskan bersama Kakeknya. Pergi ke Hutan dan sungai mencari spesimen-spesimen baru. Meneliti, menganalisa, membandingkan, berteman dengan mikroskop, stoples dan cairan pengawet. Callie menyukai hari-hari bersama Kakeknya. Karena cakrawalanya terbuka lebar dan menawarkan sesuatu yang penuh dengan tantangan dan dunia baru.
Lambat laun Margaret, ibunda Callie merasa keberatan akan perilaku putri semata wayangnya. Akhirnya ia menerapkan disiplin ketat untuk Callie. Hari-hari Callie dijejali dengan segudang aktivitas berbau feminin. Ia diwajibkan merajut kaus kaki untuk keenam saudara lelakinya, menjahit, merenda, membuat pie apel dan bermain piano. Ibunya menginkan Callie menjadi seorang debutan. Sesuatu yang tidak pernah tercapai oleh dirinya semasa muda.
Callie tidak mempunyai pilihan. Keputusan sang Ibu menjadi mimpi buruk baginya, takdir yang tak bisa ia tolak.
Pernah suatu ketika ia menyampaikan keinginannya menjadi seorang Ilmuwan, tapi langsung disambut dengan tatapan kamu-adalah-seorang-perempuan.
Tapi bukan Callie si pendobrak namanya yang harus menyerah pada keadaan. Ia tetaplah seorang calon ilmuwan. Panggilan jiwa rasa ingin tahunya lebih besar daripada rasa patuhnya. Callie pun kembali meneliti dan bermitra bersama Kakeknya.
Suatu ketika saat Callie dan Kakeknya berjalan-jalan ke hutan untuk mencari sesuatu yang baru, Callie menemukan tumbuhan vetch berbulu. Dan setelah mereka teliti, tumbuhan itu tidak ada dalam peta buku tumbuhan dunia. Maka mereka pun mengirimkan hasil penelitiannya ke Komite Taksonomi Tumbuhan di Washington D.C.
Jawaban atas surat meraka datang dalam bentuk telegram pribadi dua hari setelah Natal. Betapa terkejutnya Callie dan sang Kakek, ketika telegram tersebut menyatakan sesuatu yang positif. Dan bahkan nama mereka pun diabadikan sebagai nama spesies baru. Pencapaian yang luar biasa untuk Callie dan Kakeknya.
Buku ini menawarkan sesuatu yang baru. Sarat dengan pengetahuan akan makhluk hidup. Tentang pembahasan garis besar teori Darwin. Setiap bab dibuka oleh suatu Epigraf yang diambil dari The Origin of Species karya Charls Darwin.
Dengan membaca buku ini, kita akan mendapatkan keuntungan ganda. Tentang cerita ringan Callie Vee gadis sebelas tahun yang hidup di abad 19 beserta keuntungan memahami teori Darwin dalam bentuk rangkaian cerita.
Kita tidak akan dibuat jenuh atau merasa digurui, karena pemaparan kisah ini begitu halus tetapi mengena.
Buku ini wajib menjadi bacaan anak-anak yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi sekaligus cinta keluarga.
Ada satu kalimat positif yang patut kita contoh. “Pelajaran hari ini adalah: lebih baik melakukan perjalanan dengan harapan yang tersimpan di hati daripada tiba dengan selamat”
Artinya, kita harus merayakan kegagalan kita hari ini, karena ini adalah pertanda nyata bahwa petualangan kita di dunia penemuan belum berakhir. Hari ketika sebuah eksperimen berakhir adalah hari ketika eksperimen itu berakhir.
Jacqueline Kelly dilahirkan di New Zeland dan dibesarkan di bagian barat Kanada. Beberapa tahun kemudian keluarganya pindah ke El Paso, Texas. Ia adalah lulusan El paso University and Medical School di Galveston dan juga seorang lulusan dari University of Texas School of Law. Tetapi menulis cerita fiksi adalah kebanggaan dan kebahagiannya. The Evolution of Calpurnia Tate yang merupakan novel pertamanya ini dirilis pada tanggal 12 Mei 2009.
Saat ini dia memiliki rumah bersama suaminya dan bermacam-macam anjing dan kucing di Austin serta Fentress, Texas. Dia berpraktik sebagai dokter dan pengacara.
Thanks buat Penerbit Matahati yang sudah memberikan kesempatan pada saya menjadi First Reader buku yang sungguh menawan, memesona dan sarat dengan pengetahuan ini. Saya senang bila Matahati terus menerbitkan buku dengan genre yang serupa kisah Calpurnia ini.
0 comments:
Post a Comment