Wednesday, November 30, 2011

Cerita...Kisah nyata di Clubbing

Nih, yg suka Clubbing mohon disimak baik2…terutama buat para pria…..Suwer deh…kejadian Jumat malam minggu lalu di sebuah Club di Jakarta…
BEGINI:
Seorang bartender bernama dedy melihat seorang wanita muda masuk ke barnya. Cantik dan sangat sexy. Rok ketat pendek. . Penampilannya sangat menggoda dan mengguncang iman laki-laki manapun yang melihatnya.

Wanita itu memesan 1 sloki Chivas sambil melontarkan kerling mengundang, menghabiskannya dalam sekali teguk, lalu beranjak ke toilet.

Beberapa saat kemudian dia keluar dan langsung menghampiri si bartender.
"Kamu manajer di sini?", tanyanya dengan desis lembut sambil membelai ringan dagu bartender. (Bartender mulai berdegup jantungnya.).

"B..b..bu..bukan."


"Siapa manajernya?", kali ini jemari kiri lentiknya berpindah memainkan daun telinga bartender.

("Glek…"). "Pak …Ferly."

"Ke mana dia?", sekarang jemari lentik tersebut mengusap dan bermain di ujung bibir bartender.("Glek", bartender mulai merasa seluruh tubuhnya terangsang).

"Bbb..belum datang." Sekarang jemari itu masuk ke mulut bartender. Memainkan bibir dan lidahnya. Bartender tidak tahan lagi. Lidahnya mulai memainkan jemari lentik itu, bibirnya menghisap kencang.

Kemudian wanita itu berkata, "Bilangin nanti kepada Manajer kamu. Tadi perut saya mendadak mules, saya lalu ke toilet untuk buang air. Di sana nggak ada tissue, kran air juga tidak jalan. Saya sudah cebok, tapi tidak bisa cuci tangan!"

Tuesday, November 29, 2011

Nagasasra dan Sabuk Inten 001-002


NAGASASRA SABUK INTEN 001


AWAN yang hitam pekat bergulung-gulung di langit seperti lumpur yang diaduk dan kemudian dihanyutkan oleh banjir, sehingga malam gelap itu menjadi semakin hitam. Sehitam suasana Kerajaan Demak pada waktu itu, dimana terjadi perebutan pengaruh antara Wali pendukung kerajaan Demak dengan Syeh Siti Jenar.
Pertentangan itu sedemikian meruncingnya sehingga terpaksa diselesaikan dengan pertumpahan darah.

Syeh Siti Jenar dilenyapkan. Disusul dengan terbunuhnya Ki Kebo Kenanga yang juga disebut Ki Ageng Pengging. Ki Kebo Kenanga ini meninggalkan seorang putra bernama Mas Karebet. Karena dibesarkan oleh Nyai Ageng Tingkir, kemudian Mas Karebet juga disebut Jaka Tingkir. Jaka Tingkir inilah yang kemudian akan menjadi raja, menggantikan Sultan Trenggana. Jaka Tingkir pula yang memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang.

Pada masa yang demikian, tersebutlah seorang saudara muda seperguruan dari Ki Ageng Pengging yang bernama Mahesa Jenar. Karena keadaan sangat memaksa, Jaka Tingkir pergi meninggalkan kampung halaman, sawah, ladang, serta wajah-wajah yang dicintainya. Ia merantau, untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang tak diinginkan.

Telah bertahun-tahun Mahesa Jenar mengabdikan dirinya kepada Negara sebagai seorang prajurit. Tetapi karena
masalah perbedaan ajaran tentang kepercayaan, yang telah menimbulkan beberapa korban, ia terpaksa mengundurkan diri, meskipun kesetiannya kepada Demak tidak juga susut.

Hanya dengan bekal kepercayaan kepada diri sendiri serta kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mahesa Jenar mencari daerah baru yang tidak ada lagi persoalan mereka yang berbeda pendapat mengenai pelaksanaan ibadah untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa.

Mahesa Jenar adalah bekas seorang prajurit pilihan, pengawal raja. Ia bertubuh tegap kekar, berdada bidang. Sepasang tangannya amat kokoh, begitu mahir mempermainkan segala macam senjata, bahkan benda apapun yang dipegangnya. Sepasang matanya yang dalam memancar dengan tajam sebagai pernyataan keteguhan hatinya, tetapi keseluruhan wajahnya tampak bening dan lembut. Ia adalah kawan bermain Ki Ageng Sela pada masa kanak-kanaknya. Ki Ageng Sela inilah yang kemudian menjadi salah seorang guru dari Mas Karebet, yang juga disebut Jaka Tingkir, sebelum menduduki tahta kerajaan.

Meskipun mereka bukan berasal dari satu perguruan, tetapi karena persahabatan mereka yang karib, maka seringkali mereka berdua tampak berlatih bersama. Saling memberi dan menerima atas izin guru mereka masing-masing. Gerak Mahesa Jenar sedikit kalah cekatan dibanding dengan Sela yang menurut cerita adalah cucu seorang bidadari yang bernama Nawangwulan. Betapa gesitnya tangan Ki Ageng Sela, sampai orang percaya bahwa ia mampu menangkap petir.

Tetapi Mahesa Jenar lebih tangguh dan kuat. Dengan gerak yang sederhana, apabila dikehendaki ia mampu membelah batu sebesar kepala kerbau dengan tangannya. Apalagi kalau ia sengaja memusatkan tenaganya.

Pada malam yang kelam itu Mahesa Jenar mulai dengan perjalanannya dari rumah almarhum kakak seperguruannya, Ki Kebo Kenanga di Pengging. Ia sengaja menghindarkan diri dari pengamatan orang. Mula-mula Mahesa Jenar berjalan kearah selatan dengan menanggalkan pakaian keprajuritan, dan kemudian membelok ke arah matahari terbenam.

Setelah beberapa hari berjalan, sampailah Mahesa Jenar di suatu perbukitan yang terkenal sebagai bekas kerajaan seorang raksasa bernama Prabu Baka, sehingga perbukitan itu kemudian dikenal dengan nama Pegunungan Baka. Salah satu puncak dari perbukitan ini, yang bernama Gunung Ijo, adalah daerah yang sering dikunjungi orang untuk menyepi. Di sinilah dahulu Prabu Baka bertapa sampai diketemukan seorang gadis yang tersesat ke puncak Gunung Ijo itu.

Mula-mula gadis itu akan dimakannya, tetapi niat itu diurungkan karena pesona kecantikannya. Bahkan gadis itu
  kemudian diambilnya menjadi permaisuri, ketika ia kemudian dapat menguasai kerajaan Prambanan. Gadis cantik itulah yang kemudian dikenal dengan nama Roro Jonggrang.

Dan karena kecantikannya pula Roro Jonggrang oleh Bandung Bandawasa, yang juga ingin memperistrinya setelah berhasil membunuh Prabu Baka, disumpah menjadi patung batu. Candi tempat patung itu lah yang kemudian terkenal dengan nama Candi Jonggrang.

Tetapi pada saat Mahesa Jenar menginjakkan kakinya di puncak bukit itu terasalah sesuatu yang tak wajar. Beberapa waktu yang lalu ia pernah mengunjungi daerah ini. Tetapi sekarang alangkah bedanya. Tempat ini tidak lagi sebersih beberapa waktu berselang. Rumput-rumput liar tumbuh di sana-sini.

Dan yang lebih mengejutkannya lagi, adalah ketika dilihatnya kerangka manusia. Melihat kerangka manusia itu hati Mahesa Jenar menjadi tidak enak. Ia menjadi sangat berhati-hati karenanya. Tetapi ia menjadi tertarik untuk mengetahui keadaan di sekitar tempat itu. Ia menjadi semakin tertarik lagi ketika dilihatnya tidak jauh dari tempat itu terdapat beberapa macam benda alat minum dan batu-batu yang diatur sebagai sebuah tempat pemujaan. Dan di atasnya terdapat pula sebuah kerangka manusia.

Mahesa Jenar pernah belajar dalam pelajaran tata berkelahi mengenai beberapa hal tentang tubuh manusia. Itulah sebabnya maka ia dapat menduga bahwa rangka-rangka itu adalah rangka perempuan yang tidak tampak adanya tanda-tanda penganiayaan.

Cepat ia dapat menebak, bahwa beberapa waktu berselang telah terjadi suatu upacara aneh di atas bukit ini. Tetapi iatidak tahu macam upacara itu.

Untuk mengetahui hal itu, ia mengharap mendapat keterangan dari penduduk sekitarnya. Tetapi Mahesa Jenar menjadi kecewa ketika ia melayangkan pandangannya ke sekitar bukit itu. Tadi ia sama sekali tidak memperhatikan bahwa tanah-tanah pategalan telah berubah menjadi belukar.Agaknya sudah beberapa waktu tanah-tanah itu tidak lagi digarap.

Ketika ia sudah tidak mungkin lagi untuk mendapatkan keterangan lebih banyak lagi tentang kerangka-kerangka
tersebut, maka dengan pertanyaan-pertanyaan yang berputar-putar dikepalanya, Mahesa Jenar melanjutkan
perjalanannya ke barat, menuruni lembah dan mendaki tebing-tebing perbukitan sehingga sampailah ia di atas puncak pusat kerajaan Prabu Baka.

Dari atas bukit itu Mahesa Jenar melayangkan pandangannya jauh di dataran sekitarnya. Di sebelah utara tampaklah kumpulan candi yang terkenal itu, yaitu Candi Jonggrang. Sempat juga Mahesa Jenar mengagumi karya yang telah menghasilkan candi-candi itu.

Menurut cerita, candi-candi yang berjumlah 1.000 itu adalah hasil kerja Bandung Bandawasa hanya dalam satu malam saja, untuk memenuhi permintaan Roro Jonggrang. Tetapi ketika ternyata Bandung Bandawasa akan dapat memenuhi permintaan itu, Roro Jonggrang berbuat curang. Maka marahlah Bandung Bandawasa. Jonggrang disumpah sehingga menjadi candi yang ke 1.000.

Candi itu dikitari oleh persawahan yang ditumbuhi batang-batang padi yang sedang menghijau. Daun-daunnya
mengombak seperti mengalirnya gelombang-gelombang kecil di pantai karena permainan angin.


NAGASASRA dan SABUK INTEN 002

TIBA-TIBA Mahesa Jenar teringat akan kerangka-kerangka yang ditemukannya di atas Gunung Ijo. Di dekat
persawahan yang sedang menghijau itu pasti ada penduduknya. Di sana, mungkin ia akan mendapat beberapa keterangan tentang kerangka-kerangka itu.

Karena pikiran itu maka segera ia menuruni bukit dan cepat-cepat pergi ke arah pedesaan di sebelah Candi Jonggrang di tepi Sungai Opak.

Ketika ia sampai di desa itu, terasa alangkah asingnya penduduk menerima kedatangannya. Anak-anak yang sedang bermain di halaman dengan riangnya, segera berlari-larian masuk ke rumah. Terasa benar bahwa beberapa pasang mata mengintip dari celah-celah dinding rumahnya.


Apakah yang aneh padaku?” pikirnya.
Ia merasa susah untuk menemukan orang yang dapat diajak berwawancara untuk menjalankan beberapa soal, terutama mengenai peristiwa Gunung Ijo.

Rumah-rumah di kiri kanan jalan desa itu serasa tertutup baginya. Beberapa kali ia berjalan hilir mudik kalau-kalau ia berjumpa dengan seseorang yang dapat ditanyainya atau seseorang yang menyapanya. Tetapi sudah untuk kesekian kalinya tak seorang pun dijumpainya, dan tak seorang pun menyapanya. Akhirnya ia mengambil keputusan untuk mengetuk salah satu dari sekian banyak pintu-pintu yang tertutup.

Tiba-tiba terasa sesuatu yang tidak wajar. Dari balik-balik pagar batu di sekitarnya, didengarnya dengus nafas yang tertahan-tahan. Tidak hanya dari satu-dua orang, tetapi rasa-rasanya banyak orang yang bersembunyi di balik pagar-pagar itu. Mahesa Jenar tidak mengerti maksud mereka mengintip dari balik-balik pagar. Karena itu ia pura-pura tidak mengetahui akan hal itu.

Tetapi ketika ia akan melangkahkan kakinya menginjak ambang regol sebuah halaman, berloncatanlah beberapa orang laki-laki dari balik pagar-pagar batu di sekitarnya. Semuanya membawa senjata. Golok-golok besar, ombak panjang dan pendek, pedang, keris dan sebagainya.

Mahesa Jenar sebentar terkejut juga, tetapi cepat otaknya bekerja. Ia segera mengambil kesimpulan bahwa agaknya memang pernah terjadi sesuatu di daerah ini. Ia juga menduga bahwa orang-orang itu tak bermaksud jahat. Mereka hanya berjaga-jaga dan waspada. Sebagai orang asing di daerah berbahaya sudah sepantasnyalah bahwa ia dicurigai. Itulah sebabnya ia mengambil keputusan untuk tidak berbuat apa-apa, dan hanya akan menurut semua perintah yang akan diterima.

Orang yang menjadi pemimpin rombongan itu berperawakan sedang. Badannya tak begitu besar, tetapi otot-ototnya yang kuat menghias seluruh tubuhnya. Diantara jari-jari tangan kanannya terselip sebuah trisula, yaitu sebuah tombak bermata tiga. Di sampingnya berdiri seorang yang berperawakan tinggi besar, berkumis lebat.

Pandangannya tajam berkilat-kilat. Ia tak bersenjata tajam apapun kecuali sebuah cambuk besar yang ujungnya lebih dari sedepa panjangnya, dan pada juntai cambuk itu diikatkan beberapa potongan besi, batu dan tulang-tulang.

Rupa-rupanya ia merupakan salah seorang tokoh terbesar dari para pengawal desa itu, disamping beberapa pengawal lain yang segera mengepungnya.

Ikut kami!” Tiba-tiba terdengarlah sebuah perintah yang menggelegar keluar dari mulut orang yang tinggi besar itu. 

Terasalah oleh Mahesa Jenar betapa orang yang tinggi besar itu ingin mempengaruhinya dengan suaranya.
Mahesa Jenar yang sudah mengambil keputusan untuk tidak berbuat sesuatu yang dapat menimbulkan keributan,
menuruti perintah itu dengan patuh. Orang yang tinggi besar itu berjalan di depan bersama-sama dengan pemimpin rombongan, kemudian berjalanlah di belakangnya Mahesa Jenar diiringi oleh para pengawal.

Rombongan itu berjalan menyusur jalan desa menuju ke sebuah rumah yang agak lebih besar dari rumah-rumah yang lain, berpagar batu agak tinggi dan berhalaman luas. Mereka memasuki halaman itu dengan melewati sebuah gerbang yang dikawal orang di kiri-kanannya, sedangkan di halaman itu pun telah pula menanti beberapa orang laki-laki yang juga bersenjata. Diantara mereka berdirilah seorang laki-laki yang sudah agak lanjut usianya.

Pemimpin rombongan serta orang yang tinggi besar langsung mendatangi orang tua itu. Mahesa Jenar masih saja
mengikuti di belakangnya.

Kakang Demang,” lapor pemimpin rombongan itu, “orang ini terpaksa kami curigai. Selanjutnya terserah
kebijaksanaan kakang.”

Orang tua yang ternyata demang dari daerah itu, mengangguk-anggukkan kepalanya. Beberapa garis umur telah tergores
di wajahnya, tetapi ia masih nampak segar dan kuat. Wajahnya terang dan bersih. Giginya masih utuh, putih berkilat
diantara bibir-bibirnya yang tersenyum ramah.

“Ia sedang menyelidiki daerah kami, Kakang. Mungkin ia menemukan seorang gadis untuk korbannya,” tiba-tiba laki-laki yang tinggi besar itu menyambung dengan suaranya yang bergerat. Sesudah itu ia memandang berkeliling dan tampaklah setiap laki-laki yang kena sambaran matanya mengangguk-angguk kecil tanpa keyakinan apa-apa.

Pikiran yang terang dari Mahesa Jenar segera dapat menghubungkan ucapan ini dengan kerangka-kerangka yang
ditemuinya di Gunung Ijo. Mungkin ucapan orang itu bertalian dengan peristiwa yang sedang menjadi tanda tanya di dalam hatinya.

Demang tua itu memandang Mahesa Jenar dari ujung kaki sampai ke ujung rambutnya. Umurnya yang telah lanjut, menolongnya untuk mengenal sedikit tentang watak-watak orang yang baru saja dijumpainya. Dan terhadap Mahesa Jenar, ia tidak menduga adanya maksud-maksud buruk.

“Bolehkah aku bertanya?” kata Demang tua itu dengan nada yang berat tetapi sopan dan rumah. “Siapakah nama Ki Sanak dan dari manakah asal Ki Sanak? Sebab menurut pengamatan kami, Ki Sanak bukanlah orang dari daerah kami.”

Mula-mula Mahesa Jenar ragu. Haruskah ia mengatakan keadaan yang sebenarnya, ataukah lebih baik menyembunyikan keadaan yang sebenarnya ...? Ia masih belum tahu, sampai di mana jauh akibat tindakan-tindakan pemerintah Kerajaan Demak terhadap para pengikut Syeh Siti Jenar. Kalau ia tidak berkata yang sebenarnya, maka ada suatu kemungkinan bahwa kecurigaan orang terhadapnya semakin besar. Mungkin pula ia ditangkap, ditahan atau semacamnya itu. Akhirnya Mahesa Jenar mengambil keputusan untuk mengatakan sebagian saja dari keadaannya.Oleh keragu-raguannya inilah maka sampai beberapa saat Mahesa Jenar tidak menjawab, sehingga ketika baru saja ia akan berkata, terdengarlah orang yang tinggi besar itu membentak, “Ayo bilang!

Mahesa Jenar sebenarnya sama sekali tidak senang diperlakukan sedemikian, tetapi ia tidak ingin ribut-ribut. Maka dijawabnya pertanyaan itu dengan sopan pula, “Bapak Demang, kalau Bapak Demang ingin mengetahui, aku berasal dari Pandanaran. Aku adalah pegawai istana Demak, yang karena sesuatu hal ingin menjelajahi daerah-daerah wilayah Kerajaan Demak.”

Beberapa orang tampak terkejut mendengar jawaban ini.

Kisah Singa dan Tikus

Pada suatu hari, ketika seekor singa sedang tidur, seekor  tikus berlari-lari di sekitarnya. Tikus beberapa kali menginjak tubuh singa hingga ia terbangun. 
Singa menangkap tikus dan membuka mulut untuk memakannya.

“Tunggu,” kata tikus, “Jangan makan hamba Baginda. Hamba tahu hamba salah, hamba tidak akan mengganggu tidur Baginda lagi.”

“Baginda,” kata tikus lagi, “Ampuni dan lepaskan hamba, hamba berjanji akan menolong Baginda suatu hari nanti.”

Singa memegang tikus pada ekornya dan memandanginya. Ia tertawa dalam hati memikirkan bagaimana tikus itu kelak akan menolongnya. Namun ia tergerak oleh janji sang tikus dan melepaskannya.

Pada  suatu siang, singa berjalan-jalan dalam hutan. Tiba-tiba ia masuk perangkap pemburu.  pemburu pun menangkapnya dengan jaring besar dan mengikat jaring itu di pohon. Mereka kemudian pergi mengambil kereta untuk mengangkut singa itu.

Singa sedih dan putus asa. Ia berusaha melepaskan diri namun jaring itu terlalu ketat membelit tubuhnya hingga ia sulit bergerak.

Tiba-tiba ia merasa belitan jaring agak mengendur. Lalu ia mendengar suara pelan “Krrrket, krrekeett, ket,ket”

Suara aneh itu terus terdengar dan jaring terasa makin kendur.

Lalu, singa mendengar lagi. “Kett, krrrekett, ket, krekeeket, ket, kreket. Sabar, Baginda. Ket kret, sebentar lagi anda bebas. Kreket. Ket. kret”

Singa terkejut. Rupanya tikus menepati janjinya untuk menolongnya dalam kesulitan. Tikus menggigiti jaring sehingga berlubang cukup besar untuk mengeluarkan singa. Singa pun bebas.

Cerita...Pasien RS Jiwa

Seorang pasien RSJ terlihat tertawa-tawa sendiri sambil berdiri di samping sebuah!Toyota Landcruiser milik seorang Dokter
'ih Dokter payah masa 4x4 ga tahu sih!' kemudian dia menuliskan '=16' di belakang tulisan 4x4 dengan menggunakan sebuah batu tajam dan kemudian pergi.

Saat Dokter pemilik mobil itu sadar bahwa mobilnya telah di baret, dia sangat kesal, lalu membawanya ke bengkel cat utk merap...ikan mobilnya

... Setelah beberapa saat hal yang sama terulang,kembali. Si pasien RSJ berpikir, 'Wah memang selain payah, Dokter ini keras kepala juga...'
Lalu dia mengambil batu tajam dan menulis lagi '=16' seperti saat itu.

Karena terjadi terus menerus, si pemilik mobil itu putus asa, akhirnya dia sengaja menuliskan '=16' di belakang logo '4x4' dengan dicat dan dibuat sebagus mungkin.

Akhirnya orang gila itu melihat mobil tsb dan dilihatnya sdh tertulis '4x4=16'.

'Nah ini baru benar' pikirnya (sambil ambil batu lagi) dan kemudian dia menulis dibawahnya....
'PINTEERRR....!! Kalo 2x2 berapa??'

Cerita...Life in the World

Sometimes we are not aware that life in this world is a prison. Let's take a look at the back of our ancestors, Adam and Eve. And as we know Adam and Eve came to this earth in the status of serving, as it had breached the God.
This World is only temporary residence for offspring Adam and Eve. In consequence,
It is extremely ill-advised if humans made the world as a place to have fun, let alone assume the world is everything, a place to build the earthly powers.
If we understand the fact that a prison, we would not simply have a good handle mundane things, but in fact the world is a place for introspection.
It's not that we're resigned to not do anything because the status of the prison, but this world we should be able to find how the body is still growing. These bodies need to eat and drink, eat and drink in order to achieve that we have to move, we must seek and we should be looking for the quality of food and drink it.
It means in achieving food and beverage quality it has to go through a quality way, also not obtained from the way.
In addition to food and beverages, we also need a spiritual needs. To reach the spiritual needs of quality, we should be holding on to the thought that, as of today must be better than the yesterday and tomorrow shall be better than today. With the holding on rule, our quality of life will be good.
If we pass to the food and beverage quality, quality spiritual world as a place of imprisonment can give value to the quality of the man himself, and when completed serving in prison and out of jail (read: the world) and enter into eternal life, the quality of us as a great-grandson of Adam and Eve can be used to provision the eternal world.

Saturday, November 26, 2011

Friday, November 25, 2011

Kisah Bangau dan Kepiting


Seekor bangau hidup di dekat sebuah danau. Ia sudah mulai tua sehingga tidak kuat lagi mencari ikan. Ia memutuskan untuk menggunakan akalnya untuk mendapatkan makanan.

Ia pun berjalan-jalan di tepi danau dan sengaja menghela napas keras-keras. Seekor kepiting sedang melintas. Melihat bangau yang tampak sedih itu, ia menyapa, “Hai bangau, mengapa kau begitu sedih?”

“Tak lama lagi aku akan mati kelaparan,” kata bangau.

“Kemarin aku kebetulan mendengar dua nelayan menjala di danau ini. Salah satu mengatakan bahwa di danau ini banyak ikan dan mengajak temannya menjala di sini. Tetapi temannya berkata danau di sebelah sana lebih banyak ikannya. Jadi mereka akan pergi ke danau itu baru kemudian kembali kemari bila ikan di danau sana sudah habis.”

“Kau tahu, aku akan mati bila tak ada ikan lagi di sini,” lanjut bangau dengan suara sedih.

Kepiting mendengarkan dengan seksama. Kemudian ia menyelam dan memberitahukan berita buruk itu kepada semua ikan.

Dalam sekejab semua ikan berkumpul di dekat bangau. Seekor ikan berkata, “Bangau, kepiting sudah memberitahu kami. Sama seperti dirimu, kami juga dalam bahaya besar. Kau memang musuh kami, tetapi kami percaya kau dapat menolong kami.”

Bangau berpura-pura berpikir, lalu berkata, ”Aku sudah tua, apa yang bisa kulakukan untuk kalian. Aku tidak dapat menghalangi kedua nelayan itu.”

Ikan-ikan bercakap-cakap dengan suara berisik. Mereka juga terus membujuk bangau agar mau menolong mereka.

“Bangau,” kata seekor ikan. “Kau memang tidak dapat melawan nelayan, tetapi kau kan bisa memindahkan kami.”

Bangau masih memasang paras muka sedih. Ia pura-pura berpikir. Lalu ia berkata, “Aku pernah melihat sebuah danau  di atas bukit. Airnya sangat jernih. Tampaknya banyak makanan untu kalian di sana. Nelayan tak mungkin dapat menemukan danau itu karena letaknya tersembunyi.”

Ikan-ikan sangat gembira. Tetapi mereka bingung melihat bangau sedih lagi.

“Kau seharusnya senang karena dapat menyelamatkan kami. Dengan begitu kau juga tidak akan kehabisan makanan.”

“Kalian kan tahu aku sudah tua. Bagaimana aku dapat membawa kalian semua?”

Ikan-ikan berunding. Akhirnya mereka mengambil keputusan.

“Kau dapat memindahkan kami sedikit-sedikit setiap hari,” kata seekor ikan tua. “Nelayan itu baru akan kembali beberapa minggu lagi. Kau dapat menyelamatkan kami.”

Bangau terlihat gembira seolah karena berhasil menemukan cara menolong ikan-ikan di danau.

“Baiklah, kita berangkat sekarang juga. Siapa siap pergi?”

Ikan-ikan berunding lagi. Akhirnya mereka sepakat bangau akan membawa tiga atau empat ikan setiap hari.

Bangau membuka paruhnya di atas permukaan air dan tiga ikan besar melompat masuk ke dalamnya. Bangau segera terbang membawa mereka. Setelah agak jauh, bangau turun ke darat dan memakan ikan-ikan itu.

Demikianlah, setiap hari bangau mendapatkan banyak makanan tanpa harus susah payah mencari ikan.

Beberapa hari berlalu, tibalah giliran kepiting untuk dipindahkan. Bangau yang menganggap kepiting sebagai musuhnya sangat gembira karena akhirnya kepiting masuk dalam perangkapnya.

“Aku tak dapat membawamu dalam paruhku. Jepitlah leherku dengan capitmu.”
Kepiting menjepit leher bangau. Berangkatlah mereka.

Ketika mereka mendekati tempat bangau biasanya makan, mata kepiting silau. Ada sesuatu di tanah yang memantulkan cahaya matahari. Kepiting penasaran, apa yang begitu menyilaukan? Setelah lebih dekat ia melihat bahwa benda putih yang memantulkan cahaya itu adalah setumpuk tulang ikan.

Sadarlah kepiting bahwa bangau telah memperdaya mereka.

Kepiting langsung memperketat jepitan capitnya di leher bangau. Bangau tidak dapat bernapas. Ia pun jatuh ke tanah dan mati.

Categories

7 keajaiban dunia 7 wonders a pair of lover ABG abjad Adam Adat Tengger AdSense now speaks Indonesian Adu banteng adzan magrib Agama Tengger Ajisaka akuturasi hindu jawa Al Khazin alcohol Alkhazen all in one amatir Ambeien Ambon Amerika anak anak kelas 1 Angka 7 Angka 7 pakai sabuk Angka Tujuh angkot animal antimo Apa Itu Hoax apartemen Apoteker Apple aquarium Arab Arti Eureka Arti Sejarah artis Asah Otak Asal Bung Karno Asal Mula Hoax Asal Mula Kelenteng Asal Mula Teka-teki Silang Asal Mula TTS Asal usul Coklat Asal Usul Eureka Asal Usul Hoax Asal Usul Marga Batak Asal-usul Asal-usul Blackberry Asal-usul Duit Asal-usul Google Asal-usul Komputer Asal-usul Kota Bandung asal-usul lagadoni asal-usul mahameru Asal-usul Nama Indonesia Asal-usul Paman Sam asal-usul pizza Asal-usul Qwerty asal-usul semeru Asal-usul Vaksin Polio asal-usul wikileaks ASI at work ATM Australia Auto 2000 ayam betutu ayu ting ting Baby bad boys bahasa Arab bahasa Cirebon bahasa inggris bahasa Jawa bahasa Jepang bahasa sunda Bali Bali Aga Bali Asli Bali bird park Bali Mula Bali Safari Bali Turunan Baliaga bandung Bandungbondowoso Bangkok bangunan Barcelona Barrack Obama Bartender batak batu bata Batubara Sawah Lunto Bbm be thankful for the little thing Bear bebek Bejo belajar masak belajar. belalang kupu-kupu Bella Saphira bencong Benjol Bepe berenang bersyukur Best Bar Bidadari Bidpai biksu Bill Gates Bintang Toedjoe Biografi Bioskop bis kota BJ Habibie Blackberry Blind spot Blog Sejarah BMW BMW 320i Bohong di Internet bola golf Boobs vs. Willies borobudur Boston boxing Brain study Brebes brimob buah buaya bubur ayam Budaya Tengger budeg buku buku tabungan BUMN bunga mawar Bunker Batavia Bunker Jakarta Bunker Kota Tua Bupati Malang burung beo cafe camping Can I help you mam ? can't pay Candi Blitar candi bukit barisan candi muara tikus cape deh.. capucino Carl Lewis CCTV Celana dalam celana pendek celebration of life celine dion cemetery cendol Ceragem Cerita dari Cina Cerita Inspirasional Cerita Rakyat Cerita Rakyat Filipina Cerita Rakyat India Cerita Rakyat Iran Cerita Rakyat Jawa Barat Cerita Rakyat Jawa Timur Cerita Rakyat Kashmir Cerita Rakyat Malaysia Cerita Rakyat Merapi Cerita Rakyat Myanmar Cerita Rakyat Nusantara Cerita Rakyat Suku Indian Cherokee Cerita Rakyat Suku Maya Cerita Rakyat Turki Cerita Silat SH Mintardja Cerpen charm body fit cherry belle China China phone Chinese Chivas chocolate Church CIA Cicadas circle fly club golf clubbing coca cola coffe shop Coklat Afrodisiak Coklat untuk Seks Coklat Valentine Columbia Complete contact convenient cowo bodoh... cowo-cowo CPD CPM cucu Cup D cute cyber cafe Da'i Bachtiar daftar nama wali pitu Dahlan Iskan daihatsu danau Daun putri malu david beckham Dawet delight demo Demo Kerbau departemen kesehatan Dewata Cengkar Dewi Sekardadu Dian Sastro die hard digigit ular dijual butuh uang direct marketing direktur utama diskettes ditlantas polda dokter Dokter gigi dokter kandungan dokter THT Dongeng Dongeng Mancanegara Dora Sembada dosen DPR driver Durian e-KTP e-mail Ebook Tengger Bromo electrolux elephant Eloy Zalukhu Embargo embassy enchantment encim Engkoh Enter es keliling es teh manis Esemka Eureka Archimedes Eureka dan Sejarahnya Eureka Saya Menemukannya Eve Fabel Aesop Fabel Bidpai facebook fanta Farmer farmville FB FB Mayer FBI fengshui fenny rose fesbuk Finished Focus Foke Foklor Merapi fokus foya-foya frustasi Gaek Cukua Sabalah gajah hitam Galatama Galaxy tab Ganesha Blitar Ganesha Kala Dicuri ganteng tapi bandel ganti kartu Garam Gunung Krayan Garis Lurus Merapi Kraton Pantai Selatan Garis Lurus Yogya Garuda Magazine gema gembok dan anak kunci Gereja Bantul Gereja Candi get up Getuk Ginza Gogol Gogol Gempol Gogol Pasuruan Gogolan google Google talk Gorilla Greek and Roman Mythology Green Greg Riley Gudeg Gunung Batok Gunung sion Gunung Tengger guru hakim hamil Hanacaraka hand Hans Christian Andersen happiness hari kiamat Hari Lahir Yesus harta Hati Kudus Tuhan Yesus hayam headset health heart attck heaven Helicopter view helm hemorrhoid herin Hermawan Kartajaya Hikayat Tangkuban Perahu Hoax Holland bakery Hollywood Homo Honocoroko Humor humour huruf A semua huruf vokal Hut Kemerdekaan Ibu ikan baronang ikan belanak ikan kembung iman imigrasi impoten Indian boy Indomie Indonesia Info Inlandeer internet Interview ipad iPad2 iphone ipod IQ isi pulsa Istana Cipanas istri istri bawel ITB Iwak peyek Jalangkung jambu monyet James Watt Jamil Azzaini jangan dicoblos jangan menunggu Jataka Jepang Jogya joko Joko Widodo Joni Judo jujur juragan tanah just kidding Justin Bieber kaca spion Kacang dua kelinci kacang ijo Kacang mete kadal air kakek kambing Kambing hitam kambing putih kan pei kantor polisi kantor pos Kapan Yesus Lahir karburator karyawan baru Kasih Kata Duit Katolik Bantul KB suntik ke sambar petir Kebetulan Aneh Kebetulan Unik kehidupan Keistimewaan Yogyakarta Kejaksaan keju kekayaan Kelahiran Soekarno Kelapa kenalan kera sakti kerajaan sriwijaya Keraton Solo Keris Sarutama king of world Kisah Klasik Minang kisah merapi KL Klenteng Mbah Ratu Surabaya kode kode baru kodok komar komodo Komputer dari zaman ke zaman kopi Kost kota wisata kotak surat koto kampar KPK Kraton Solo kreditan TV Krisdayanti KTP Kudus kulkas second kunci mobil kuntilanak kurang gizi Kutoarjo lada hitam Ladies Lady gaga lamaholot lamanerin lampu merah langit biru Latte Laundry laut mati Learn to move on leaving office on time Lebaran Lee Myung Bak legenda gunung semeru Legenda Mbah Maridjan Legenda Mbah Petruk legenda merapi Legenda Sangkuriang Lemari es lemots life life in the world lift up Lilin Liposuction Logistics and organization Losarang Losmen lowongan kerja lubang hidung Luck mabal sakola Madura mahasiswa main rules Majesti Makam Mbah Soleh Makam Sunan Ampel Makan siang makassar Makna Sejarah Malaysia Malik Ibrahim manado manager Manager HRD Mancing mania Mancing. mang beca Mantri sunat maratus Mardi Lestari Marga Batak mario teguh masjid agung demak masjid akulturasi Masjid Ampel masjid ki ageng henis masjid laweyan masjid solo Masjid Sunan Ampel Masuknya Islam Indonesia Masuknya Islam Nusantara masya Allah Masyarakat Tengger Matador Spanyol Matematika Maulana Aliyuddin Maulana Ishak Maulana Malik Isroil Maulana Muhammad Ali Akbar Mbah Bolong Mbah Petruk Mbah Soleh Ampel Mbah Sonhaji Mbah Suwo Melinda membaca buku membalas budi member get member menado menara pisa mencret menelepon menggodaku Mercedez AutomaticI Mercy Merdeka meresapi Mertua mi instan michael Jackson mie mikrolet minum minuman keras Miss Malaysia Miss Universe Miss USA Mitos Mbah Petruk Mitos Merapi MK mom and wife mona money monogami monoton monyet motivasional motivation motivator Mr Bean MS Hidayat muara tikus mudik Muhammad Al Maghrobi murid Murid Sunan Ampel MySpace Nama Google Nanas nasi goreng Nasredin Hoja nazarudin nematus Nenek New York Nidji nightclub Jokes nilai jual nini-nini Novel Nyadran nyamuk Obama Oneng dan Badjuri orang bijak orang gila orang pintar Orang Rantai orang tua Oscar Wilde otak pria otak wanita pacaran pagar listrik pak Camat pak Lurah Pak RT pakis PAM Panchatantraa panjang pinang panjang umur Panwaslu Papua parang tritis Paris Hilton pasar pasien password Patung Kala Blitar patung Kala Dicuri pawisata pedagang baso pedagang ikan pejabat pusat Pejagan Kanci Pekalongan pekan baru pelangi Pembeli adalah raja Pemimpin yg baik pemuda pen drive pencipta lambang negara Indonesia pencuri pulsa pengadilan pengantin baru Pengemis pengumuman peniti penjual buah penjual sayur Penyakit Polio penyanyi dangdut Penyiar Peradaban Atlantis Perahu Bugis Perahu Makassar permaisuri Perut buncit Pesangon peternak sapi Petik Laut photographer Piala Dunia pilkada DKI Pinisi Pink Pintu yang selalu terbuka piramida Piramida Gunung Lalakon Pizza PLN pocong POLDA Poliandri Police officer Poligami Polio polisi poltak pom bensin positive thinking post office pramugara Pramugari productivity Professor Psikiater puasa public relation Purbakala Blitar Putus asa Qomar dan siti... Qurban Rabbit racun Radio raja raja sate H. Subali Ramadhan Ramlan rayuan si raja gombal Rendah hati Renungan Reunian reward point Rhino rice cooker Robot Roro Anteng Joko Seger Roro Jonggrang rorompok RS jiwa RS TNI AU Dr Salamun rule rumah bordil Saka salaki sakarat salesman Sandal Jepit sate. satpam Satya Yoga Sawah Gogol sawo matang Sayur SD Seafood pizza Sego Jagung Sejarah Sejarah Ampel sejarah angka 7 Sejarah Angka Tujuh Belanda sejarah artis Sejarah BlackBerry Sejarah Bromo Sejarah Bunker Jakarta Sejarah Coklat Sejarah Eureka sejarah garuda pancasila Sejarah Google Sejarah Gunung Merapi Sejarah Hanacaraka Sejarah Hoax Sejarah Indonesia Sejarah Islam Indonesia Sejarah Islam Nusantara Sejarah Istana Cipanas Sejarah Jakarta Sejarah Komputer Sejarah Kraton Solo Sejarah Kraton Yogyakarta sejarah lagadoni Sejarah Majapahit Sejarah Marga Batak Sejarah Masjid Ampel sejarah merapi sejarah minyak goreng Sejarah Nama Indonesia Sejarah Orang Rantai Sejarah Paman Sam Sejarah Pinisi Sejarah Polio Sejarah Prambanan Sejarah Qwerty Sejarah Roro Anteng sejarah rumah sakit sejarah semeru Sejarah Teka-teki SIlang Sejarah Tengger Sejarah TTS Sejarah Wali Sejarah Walisongo sejarah wikileaks sekolah minggu sekretaris selang oksigen Semangka Sembilan Makam di Ampel sendok Sentong Tengah sepak bola serangan jantung seribu setitik embun inspirasi Seven up Showroom Sianida siapa julian assange Siapa Mbah Maridjan siapa sultan hamid II siliaris pupil silverQueen SIM simbol pria simbol wanita Singapore Singkong sirkulasi darah Situs Purbakala Situs Purbakala Blitar Smash SMS SNSD Social networks Solo soto ayam space SPBU Muri Tegal SPG Starbucks status steve jobs STNK storeroom stroke student suami suami dan istri suami istri suami sekarat Sudirman suku sumbangan sun block sun go kong sun plaza Sunan Ampel Sunan Bonang Sunan Drajad Sunan Giri Sunan Gunung Jati Sunan Kalijaga Sunan Kudus Sunan Muria sunat superman supermarket supervisor Surabaya Surakarta surga Surya Paloh susah bernapas susu suzuki Swatch Syahrini Syeh Siti Jenar Syeh Subakir Syekh Piyobang Taekwondo tahayul tahta tahun uang Taiwan taj mahal Tambang Sawah Lunto Tanah abang tangkuban perahu Tanjung kodok taraweh Tarzan tatar sunda Teacher teka teki Teka Teki Silang tekad telepon koin telor Tempat Angker di Merapi Tempat lahir Bung Karno tempe Tenaga kerja Indonesia Tenganan Tengger Bromo terong ungu tersedak Terunyan test drive The Grimm Brothers The Hoax the winner Thomas Alfa Edison THR tidur tiga roda tiger wood tilang tinggi hati tips aman naik angkot tipung titik buta to be to have toilet Toyota Landcruiser Toyota xenia Tradisi Tengger Trivia Trowulan TTS Tuhan tukang baso tukang becak tukang cukur tukang jahit tukang kue tukang pos Tuna netra tuna wicara... turis arab tuyul ucok UGD UI ulang tahun Unesco Upacara Karo Bromo upload FB usb port ustadz Vaksin Polio Vegetarian vegetation Vermak Jin villa VOA volvo wali pitu Walisongo Walisongo Periode I Walisongo Periode II Walisongo Periode III wanita wanita duduk Warteg washington watches water wawancara WC wedding Whale wikipedia windows Wisata Bogor Wisata Cipanas Wisata Sawah Lunto Wisata Solo Wisata Sumatra Barat witches wong ndeso x-men yerikho Yogja Yuni shara zaman