Wednesday, May 23, 2012

Cerita...She was here and you could have.

A husband and wife are traveling by car from Key West to Boston. After almost twenty-four hours on the road, they're too tired to Continue, and they decide to stop for a rest. They stop at a nice hotel and take a room, but they only plan to sleep for four hours and then get back on the Road.

When they check out four hours later, the desk clerk hands them a bill For $350.00. The man explodes and demands to know why the charge is so high. He tells the clerk although it's a nice hotel; the rooms certainly aren't Worth $350.00. When the clerk tells him $350.00 is the standard rate, the man insists on speaking to the Manager.

The Manager appears, listens to the man, and then explains that the Hotel has an Olympic-sized pool and a huge conference center that were Available for the husband and wife to use.

"But we didn't use them," the man complains. "Well, they are here, and you could have," explains the
Manager. He goes on to explain they could have taken in one of the floor shows for which the hotel is famous. "The best Entertainers from New York, Hollywood and Las Vegas perform here," the Manager says.

"But we didn't go to any of those shows,” complains the man again. "Well, we have them, and you could have," the Manager replies. No matter what Amenity the Manager mentions, the man replies, "But we didn't use it!"

The Manager is unmoved, and eventually the man gives up and agrees to pay. He writes a check and gives it to the Manager. The Manager is surprised when he looks at the check.

"But sir," he says, this check is only made out for $50.00."
"That's correct," says the man. "I charged you $300.00 for sleeping with my wife."

"But I didn't!" exclaims the Manager.
"Well, too bad," the man replies. "She was here and you could have."

Nagasasra dan Sabuk Inten 013-014

NAGASASRA dan SABUK INTEN
Karya SH Mintarja
013

WAJAH Ki Asem Gede segera berkerut ketika menyaksikan orang-orang berkuda yang datang itu. Dijelaskan bahwa ia sedang berusaha untuk menguasai debar jantungnya. Begitu kedua murid Ki Asem Gede menjejakkan kakinya, segera mereka dengan cepat menghadap gurunya, sedangkan kedua orang yang lain berdiri sambil memegang kendali keempat ekor kuda itu.

Kedua murid Ki Asem Gede itu segera membungkuk hormat, dan salah seorang diantara mereka berkata, “Ki Asem Gede, kedua kawan ini adalah murid-murid Ki Wirasaba.”

Mendengar laporan itu wajah Ki Asem Gede makin berkerut. Ia memandang kepada kedua orang itu dengan gelisah, lalu dengan langkah cepat ia mendekatinya. Rupanya ia ingin berbicara dengan orang-orang itu tanpa didengar oleh orang lain.

Bagaimana?” tanya Ki Asem Gede, setelah orang itu mendekat. Meskipun kata-kata itu diucapkan perlahan-lahan, tetapi karena jaraknya tak begitu jauh, maka suara itu terdengar juga oleh orang-orang yang berdiri di atas tangga.

Dua orang itu sebelum menjawab, matanya menyambar beberapa orang yang berdiri di halaman, lalu ke Ki Asem Gede.

Katakanlah,” desak Ki Asem Gede.

Mereka telah menculik Nyi Wirasaba,” jawab salah seorang diantaranya.

He..?” Ki Asem Gede terkejut bukan alang-kepalang, tubuhnya yang sudah kisut itu menggigil.

Kalian tak berbuat apa-apa?

Kedua orang itu menundukkan kepala. Mereka tak berani memandang wajah Ki Asem Gede yang sedang menahan gelora hatinya.

Kami telah mencoba, tetapi kekuatan kami tak berarti. Dua orang kakak seperguruan kami telah mereka lukai
dengan berat, dan bagi kami satu-satunya adalah melaporkan ini kepada Ki Asem Gede. Tetapi kebetulan Ki Asem Gede tiada di rumah, sehingga kami tadi diantar kemari.” jawab orang itu. Tampaklah tubuh Ki Asem Gede semakin menggigil.

Diluar dugaan mereka yang berada di halaman itu, tiba-tiba secepat kilat Ki Asem Gede meloncat ke atas salah satu kuda itu. Sekali tarik kendali, kuda itu telah berputar dan meluncur bagai anak panah.

Mereka yang menyaksikannya menjadi terpaku diam, tak tahu apa yang mesti dilakukan. Demikian juga keempat orang yang datang berkuda tadi, berdiri saja tegak seperti patung.

Belum lagi mereka tersadar, mendadak mereka melihat sesosok tubuh melayang pula ke atas punggung kuda yang satu lagi. Dengan kecepatan yang luar biasa pula, kuda ini melompat mengikuti arah larinya kuda yang dinaiki oleh Ki AsemGede.

Orang itu tidak lain adalah Mahesa Jenar. Ketika ia mendengar percakapan Ki Asem Gede dengan keempat orang berkuda itu, ia sudah mengira kalau terjadi sesuatu. Maka ketika secepat itu Ki Asem Gede melarikan kudanya, ia makin yakin bahwa tentu ada kesulitan dengan menantunya. Dan dialah orang yang pertama-tama dapat menguasai dirinya dari pergolakan perasaannya, sehingga ia mengambil keputusan untuk mengikuti orang tua itu.

Kuda Ki Asem Gede lari dengan kecepatan penuh di malam yang gelap dengan meninggalkan debu putih yang
berhambur-hamburan, ke arah utara menyusur kali Opak. Jalannya begitu sempit dan berbahaya. Tapi Ki Asem Gede sama sekali tak menghiraukan. Ia ingin cepat-cepat sampai ke Pucangan, dimana ia yakin kalau anaknya, Nyi Wirasaba, ditahan. Ia tahu betul bahwa segerombolan orang-orang ternama di daerah itu, yang merasa cukup mempunyai kesaktian, menjadi takabur dan berbuat sewenang-wenang.

Kejahatan-kejahatan seringkali mereka lakukan. Pemerasan dan penganiayaan. Dan yang paling jahat adalah
pengambilan istri orang. Ini mereka lakukan, karena mereka merasa tak terkalahkan. Bahkan mereka juga mengambil gadis-gadis untuk dijadikan istri mereka yang keempat, kelima atau kesekian. Tak seorangpun yang dapat mencegahnya. Sedang kali ini yang menjadi korban adalah anak Ki Asem Gede.

Mengingat semuanya itu, hati Ki Asem Gede bergolak hebat sekali karena marahnya. Sejak ia mengasingkan diri di Asem Gede, ia sudah tak pernah lagi berangan-angan bahwa pada suatu kali ia masih harus bertempur. Ia merasa sudah masanya menyepi dan mempergunakan sisa hidupnya untuk diabadikan pada perikemanusiaan.

Tetapi menghadapi persoalan seperti sekarang ini? Wajah Ki Asem Gede yang lunak dan damai itu berubah menjadi merah darah. Mulutnya terkatub dan giginya gemeretak. Kudanya yang berlari seperti setan itu rasa-rasanya begitu lambatnya, sehingga berkali-kali Ki Asem Gede terpaksa menggebraknya.

Debu yang dihambur-hamburkan oleh kaki kuda Ki Asem Gede itu, telah menolong Mahesa Jenar untuk dapat
mengikutinya dari jarak yang agak jauh. Untunglah bahwa kudanya agak lebih baik sedikit dari kuda Ki Asem Gede, sehingga jarak mereka makin lama makin dekat.

Berapa lama mereka berkuda, tak lagi terasa, karena perasaan mereka masing-masing begitu tegangnya. Ki Asem Gede ingin segera sampai ke tempat tujuannya, sedangkan Mahesa Jenar sibuk menduga-duga apa yang sudah terjadi atas anaknya. Perjalanan mereka kini menyusup belukar, menjauhi Sungai Opak. Meskipun keadaan di dalam belukar itu gelapnya bukan main, Mahesa Jenar mempunyai penglihatan dan pendengaran yang sangat tajam, sehingga dengan mendengarkan derap kuda Ki Asem Gede, ia dapat menyusup lewat jalan sempit itu ke arah yang benar.

Setelah beberapa lama mereka menelusur jalan belukar, akhirnya mereka sampai ke mulutnya. Begitu mereka muncul dari belukar, terasa hawa sejuk menyapu muka. Mahesa Jenar lebih merasakan segarnya udara, sebab Ki Asem Gede perhatiannya penuh tertumpah kepada putrinya.

Kini jalan yang mereka lalui mulai menanjak dan berliku-liku. Rupanya mereka telah sampai di kaki Gunung Merapi. Lama-lama di sebelah timur telah membayang warna merah.

Hampir fajar,” dengus Mahesa Jenar seorang diri. Kuda-kuda mereka kini telah mulai menyusur jalan persawahan. Juga di daerah ini padi sedang berbunga. Batang-batangnya yang berwarna hijau segar itu ditaburi oleh warna kemerahan fajar menjadi sedemikian bagusnya, sehingga untuk sementara Mahesa Jenar terpaku perhatiannya.

Tetapi ketika diingatnya orang tua yang di depannya itu semakin melarikan kudanya, ia pun segera mengesampingkan keindahan fajar. Sekali ia sentakkan kakinya, kudanya berlari semakin cepat seperti terbang.

Tiba-tiba kuda Ki Asem Gede membelok ke timur, dan sebentar kemudian menyusup masuk ke sebuah desa.



NAGASASRA dan SABUK INTEN
Karya SH Mintarja
014

ITULAH Pucangan. Mahesa Jenar tidak mau kehilangan jejak. Dengan ujung kendali, kudanya dicambuk agar melaju lebih cepat lagi.

Ki Asem Gede tak sedikit pun mengurangi kecepatan kudanya. Ketika sampai di muka sebuah rumah yang berhalaman luas dan beregol besar, ia membelokkan kudanya memasuki halaman. Kuda yang semula lari seperti kuda gila itu, langsung menuju ke pendapa rumah itu. Baru ketika jaraknya tinggal beberapa langkah, Ki Asem Gede menarik kendali dan berhenti di muka pendapa.

Pendapa itu ternyata tertutup dinding di empat sisinya. Pintunya masih tertutup rapat, dan lampu di dalamnya hanya menyala remang-remang. Cepat Ki Asem Gede turun dari kudanya. Sebentar ia tertegun. Tempat itu tampaknya sunyi. Tetapi ia yakin kalau putrinya berada di tempat itu. Itulah rumah pemimpin gerombolan orang-orang yang merasa dirinya tak dapat dirintangi kemauannya, bernama Samparan.

Ki Asem Gede mengetok pintu itu keras-keras. Sekali, dua kali, tak ada yang menyahut. Akhirnya Ki Asem Gede tak sabar lagi. Dengan kedua sisi telapak tangannya ia memukul daun pintu itu sekuat tenaga, hingga berderak-derak. Maka patahlah palang pintu itu, sehingga terbuka lebar-lebar. Cepat-cepat ia meloncat masuk, dan tampaklah olehnya lima orang sedang duduk di atas sebuah balai-balai bambu yang besar menghadapi meja kecil berisi bermacam-macam makanan dan minuman keras.

Kelima orang itu memandang Ki Asem Gede dengan pandangan kosong, dan sikap yang acuh tak acuh, sehingga Ki Asem Gede semakin marah.

Kalian menculik anakku!” teriaknya. Sikap Ki Asem yang sudah tua itu tampak garang dan sama sekali berobah dari sifat keramah-tamahannya.

Kami sudah mengira kalau kau akan datang ke pondokku yang jelek ini,” jawab salah satu dari kelima orang itu, yang rupanya adalah pemimpinnya, Samparan.

Tetapi adalah kurang bijaksana kalau seorang tamu mesti merusak pintu,” sambung orang itu. Lalu terdengarlah suara mereka berlima tertawa berderai-derai.

Direndahkan demikian, Ki Asem Gede semakin marah. Cepat ia membungkuk mengambil palang pintu yang telah
dipatahkannya tadi, dan dilemparkan sekuat tenaga ke arah meja kecil di atas bale-bale di antara kelima orang itu. Begitu hebatnya lemparan Ki Asem Gede sehingga meja kecil yang tertimpa palang pintu itu pecah berserak-serakan. Suara tertawa kelima orang itu jadi terputus karena terkejut.

Mereka cepat-cepat meloncat menjauh, dan turun dari balai-balai itu. Mereka sama sekali tidak mengira kalau orang tua itu masih memiliki tenaga yang sedemikian kuatnya.

Sebentar kemudian terdengar Samparan tertawa terbahak-bahak.

Bagus ..., bagus .... Alangkah hebatnya,” kata Samparan.

Ki Asem Gede sudah tidak mau mendengarkan lagi. Kembali ia berteriak.

”Aku datang untuk mengambil anakku.”

Lagi, Samparan tertawa, tapi kali ini tawanya dingin.

”Kami telah berbuat suatu kebaikan bagi penduduk di sekitar daerah ini, dengan menyimpan anakmu.”

”Apa kau bilang?” potong Ki Asem Gede.

”Anakmu telah melakukan perbuatan-perbuatan terkutuk dengan mengganggu ketentraman rumah tangga orang, meskipun ia sudah bersuami.”

Omong kosong!” teriak Ki Asem Gede semakin marah. Kembali Samparan tertawa.

Sudah seharusnya kau tidak percaya, sebab kau ayahnya. Tetapi ketahuilah bahwa di daerah ini telah timbul
keributan karena pokal anakmu. Bahkan lebih dari itu, di daerah barat daya telah timbul wabah penyakit. Kau tahu sebabnya? Ketahuilah, bahwa itu disebabkan karena salah istrimu itu pula, sehingga danyang-danyang menjadi marah.” sambung Samparan.

Ki Asem Gede sudah sampai pada puncak kemarahannya sehingga seluruh tubuhnya bergetar. Ia tahu benar betapa liciknya orang-orang itu, dan betapa pandainya mereka memutar balik kenyataan.

Samparan...” jawab Ki Asem Gede dengan suara menggigil. ”Aku tahu siapakah kau. Jadi kau tak usah banyak bicara di hadapanku. Aku tahu bahwa anakku menolak menuruti kehendakmu dan kawan-kawanmu, gerombolan iblis ini, sehingga kau terpaksa menculiknya dan menyimpannya. Sekarang aku minta anakku itu kau serahkan kepadaku.”

Samparan mendengus lewat hidungnya, lalu berkata lagi, ”Aku tetap pada keteranganku. Dan kami berlima atas
persetujuan rakyat di daerah ini, telah mengambil keputusan untuk menjatuhkan hukuman atas anakmu itu. Aku hanya meniru apakah hukuman yang dijatuhkan pada orang demikian pada jaman dahulu, yaitu dilempari batu sampai mati.”

Mendengar jawaban itu, tubuh Ki Asem Gede semakin menggigil dan giginya gemertak menahan marah yang hampir meledak.

Hanya Sultan di Demak yang berhak menjatuhkan hukuman mati, atau orang yang telah mendapat kuasanya. Orang-orang Pucangan ini pun tak berhak melakukan itu, apalagi iblis-iblis macam kau ini.” teriak Ki Asem Gede.

Samparan mengangguk-angguk, lalu kembali terdengar tawa iblisnya.

Betul..., betul Ki Asem Gede, tetapi di daerah terpencil sejauh ini, jari-jari kekuasaan Demak tak begitu terasa. Maka sudah sewajarnyalah kalau kami yang merasa sedikit ada kemampuan, membantu berlakunya undang-undang di daerah ini, menghapuskan kekhianatan.

Hampir Ki Asem Gede tak dapat menahan dirinya. Untunglah bahwa pikirannya masih dapat bekerja. Ia merasa tak akan mampu melawan kelima orang itu.

Di Demak,” kata Ki Asem Gede kemudian, ”untuk tiap-tiap keputusan ada hak pembelaan. Berlaku jugakah
peraturan ini?”

Mendengar pertanyaan ini kelima orang itu tampak berpikir. Tetapi sebentar kemudian terdengar kembali tawa iblis keluar dari mulut Samparan.

Kau cerdik sekali Ki Asem Gede. Kau ingin menjadikan persoalan ini menjadi persoalan umum.”

”Bukankah telah kau katakan bahwa putusanmu itu atas persetujuan penduduk di daerah ini? Bukankah dengan
demikian hal itu sudah menjadi persoalan umum?”

Tuesday, May 8, 2012

Cerita...Mimpi nonton bioskop

Ada dua sahabat karib yang pada waktu yang bersamaan bermimpi
Si A : "Aku tadi malam bermimpi nonton bioskop filmnya sangat bagus"
SI B : "Itu belum seberapa aku tadi malam mimpi didatangi Bella Saphira dia makai baju yang sangat minim sekali"
Si A : "Haaa??"
Si B : "Belum 5 menit eh datang lagi Dian Sastro dia malah lebih heboh lagi, pakai pakaian renang dia langsung duduk didekat ku"
Si A : "Kamu curang gak ngajak aku"
Si B : "Aku si udah telpon kamu kata ibumu kamu nonton bioskop"
Si a : "Oooh iya aku lupa..."

Cerita...Surat untuk Ayah

Seorang mahasiswa semester XII menulis surat kepada ayahnya:

Halo Ayah,
Aku merasa tidak enak karena terus menerus menulis surat kepada Ayah untuk meminta uang. Aku merasa malu dan sedih. Aku harus meminta uang sebesar Rp 500.000,00 kepada Ayah, walaupun setiap bagian dalam tubuhku memberontak. Aku meminta dengan tulus dari hatiku yang paling dalam, Ayah mau memaklumi dan memaafkan aku.

Salam dari ananda,
Tommy.

NB: Aku merasa berat hati untuk mengirimkan surat ini, jadi aku coba untuk mengejar tukang pos yang mengambil surat ini dari dalam kotak surat. Aku mau mengambil kembali surat ini dan membakarnya, karena surat ini pasti menyusahkan hati Ayah.
Aku berdoa dalam hati agar aku bisa mendapatkan surat ini kembali, tapi sudah terlambat.

Beberapa hari kemudian dia menerima balasan surat dari ayahnya yang berisi kalimat pendek,

Untuk Tommy,
"Nak, doamu sudah dikabulkan. Suratmu tidak pernah kuterima"

Dari Ayahmu.

Sunday, May 6, 2012

Hikayat Malin Kundang



Dahulu kala di Sumatera Barat hidup seorang ibu dan anak lelakinya. Anak itu cerdas dan rajin membantu ibunya. Namanya Malin Kundang.
Ketika beranjak dewasa, Malin sering sedih melihat ibunya harus bekerja keras untuk menghidupi mereka berdua. Ia memutuskan pergi merantau untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ibunya semula tidak mengijinkan, karena ayah Malin dulu juga pergi merantau dan tidak pernah kembali. Malin berkeras sehingga ibunya terpaksa mengijinkan.

Malin menumpang sebuah kapal dagang. Ia belajar berlayar dari para pelaut di kapal itu. Namun, pada suatu hari kapal itu dirampok oleh bajak laut. Tidak hanya barang-barang dalam kapal itu dirampas, sebagian awak kapal bahkan dibunuh. Malin selamat karena bersembunyi di antara balok-balok kayu dalam kapal. Kapal itu ditinggalkan dan terapung-apung hingga terdampar di pantai.

Malin Kundang kemudian berjalan ke sebuah desa di dekat pantai. Ia mulai bekerja keras hingga menjadi kaya raya. Ia memiliki beberapa kapal dagang besar. Ia kemudian menikah dengan seorang gadis penduduk desa itu.

Berita bahwa Malin Kundang sudah menjadi orang kaya dan berhasil terdengar sampai ke telinga ibunya. Tiap hari ia mengunjungi pelabuhan, berharap anaknya pulang.  Pada suatu hari ibu tua itu melihat sebuah kapal besar di pelabuhan. Di atas kapal dilihatnya sepasang suami isteri.

Walaupun sudah bertahun-tahun ia tidak melihat Malin, ibunya yakin bahwa pria itu adalah anaknya. Ia mendekati Malin dan makin yakin melihat bekas luka di lengan orang itu, yang sama persis dengan luka anaknya.
Ibu Malin bergegas menghampiri dan memeluknya.

“Malin, anakku,” katanya terharu, “Mengapa kau tidak pernah mengirim kabar kepada Ibu?”
Malin tahu bahwa wanita tua itu adalah ibunya, namun ia malu kepada isterinya dan anak buahnya.
Malin mendorong ibunya menjauh sambil berkata, “Saya bukan anak ibu.”

Ia menggandeng isterinya yang keheranan dan mengajaknya pergi.Ibu Malin mengikuti mereka sambil terus memanggil, “Malin anakku, ini ibu.... Ibu rindu padamu, nak.”

Malin hanya memalingkan wajahnya sedikit kepada ibunya.

“Ibu salah orang,” katanya cepat-cepat. “Saya bukan anak ibu. Ibu saya sudah lama meninggal.”

Ia pun bergegas pergi bersama isterinya.

Ibu Malin menangis sedih.

“Kalau benar kau anakku,” katanya, “dan kau tak mau mengakui aku ibumu, biarlah kau menjadi batu!”

Pertemuan dengan ibunya membuat Malin gelisah. Ia ingin cepat-cepat melanjutkan perjalanan dan meninggalkan kota  itu, takut bertemu dengan ibunya lagi. Ia menyuruh anak buahnya segera menyiapkan kapalnya untuk segera berlayar.

Malam itu laut sangat tenang. Malin lega karena dapat segera pergi. Ia memerintahkan anak buahnya untuk mengangkat sauh dan berangkat.

Namun, tak lama setelah kapal berlayar, langit berubah mendung, angin bertiup kencang dan ombak sangat tinggi. Badai yang ganas menyerang kapal Malin.  Kapalnya hancur dan ia mati tenggelam. Tubuh Malin terbawa ombak hingga ke pantai dan perlahan-lahan mengeras menjadi batu.

Hingga sekarang batu Malin Kundang masih ada di Pantai Air Manis di selatan kota Padang. Di sekelingnya ada bekas-bekas kapal termasuk tali-tali dan tong-tong air yang semuanya menjadi batu.

Saturday, May 5, 2012

Kisah Orang Buta Melihat Gajah



Dahulu kala hiduplah enam orang buta. Mereka sering mendengar tentang gajah. Namun karena mereka semua belum pernah melihatnya, mereka ingin sekali tahu seperti apa gajah itu. Maka mereka beramai-ramai pergi melihat gajah.

Orang buta pertama mendekati gajah. Ia tersandung dan ketika terjatuh, ia menabrak sisi tubuh gajah yang kokoh. “Oh, sekarang aku tahu!” katanya, “Gajah itu seperti tembok.”

Orang buta kedua meraba gading gajah. “Mari kita lihat...,” katanya, “Gajah ini bulat, licin dan tajam. Jelaslah gajah lebih mirip sebuah tombak.”

Yang ketiga kebetulan memegang belalai gajah yang bergerak menggeliat-geliat. “Kalian salah!” jeritnya, “Gajah ini seperti ular!”

Berikutnya, orang buta keempat melompat penuh semangat dan jatuh menimpa lutut gajah. “Ah!” katanya, “Bagaimana kalian ini, sudah jelas binatang ini mirip sebatang pohon.”

Yang kelima memegang telinga gajah. “Kipas!” teriaknya, “Bahkan orang yang paling buta pun tahu, gajah itu mirip kipas.”

Orang buta keenam, segera mendekati sang gajah, ia menggapai dan memegang ekor gajah yang berayun-ayun. “Aku tahu, kalian semua salah.” Katanya. Gajah mirip dengan tali.”

Demikianlah keenam orang buta itu bertengkar. Masing-masing tidak mau mengalah. Semua teguh dengan pendapatnya sendiri, yang sebagian benar, namun semuanya salah. Mereka semua hanya meraba bagian tubuh gajah yang berlainan, mereka tidak melihat keseluruhan hewan gajah itu sendiri.


Kotak Pandora





Dahulu kala, Zeus, raja para dewa, menyuruh Hephaestus membuatkannya seorang puteri.  Hephaestus menciptakan seorang wanita dari tanah liat. Wanita itu cantik rupawan dan diberi nama Pandora. 

Zeus mengirim Pandora turun ke bumi dan menikahkannya dengan Epimetheus. Zeus melakukan semua ini untuk membalas dendam kepada Prometheus, saudara Epimetheus. Prometheus telah memberikan api kepada manusia tanpa izin Zeus.

Zeus memberikan sebuah kotak yang dikunci kepada Pandora dan menyuruhnya berjanji, tidak akan membuka kotak itu. Ia juga memberikan kunci kotak itu kepada Epimetheus dengan pesan yang sama. Zeus yakin bahwa Epimetheus dan Prometheus tidak akan membuka kotak itu.

Pandora penasaran, ia ingin tahu apa yang ada di dalam kotak yang terkunci rapat itu. Ia meminta kunci kepada suaminya, namun Epimetheus tidak mau memberikannya.

“Kau tahu bagaimana sifat Zeus ayahmu,” kata Epimetheus.

“Aku hanya ingin melihat isinya, aku hanya akan mengintip sebentar saja,” bujuk Pandora.

“Jangan. Aku takut ayahmu menaruh benda yang akan mencelakakan kita dalam kotak itu.”

Pandora terdiam. Namun rasa ingin tahunya tidak dapat dibendung.  Ketika Epimetheus sedang tidur lelap, Pandora mengambil kunci dan membuka kotak itu.

Dari dalam kotak keluarlah segala macam penyakit, kebencian, iri hati, kejahatan dan semua hal buruk yang belum pernah dialami manusia. Pandora cepat-cepat menutup kotak itu kembali. Namun terlambat, semua hal buruk itu telah terbang ke seluruh dunia.

Epimetheus terbangun oleh suara tangisan Pandora. Tersedu-sedu  Pandora menceritakan apa yang telah terjadi.

“Aku tidak dapat menangkap mereka,” isaknya. “Lihatlah kotak ini sekarang kosong.”

Pandora membuka kotak dan menunjukkannya kepada suaminya. Seekor kumbang kecil terbang keluar sebelum Pandora dapat menutup kotak itu kembali.

Kumbang kecil itu terbang mengelilingi Pandora.

“Pandora, aku Harapan,” kata kumbang itu, “Aku berterima kasih kepadamu karena membebaskanku.” Ia lalu terbang pergi.

Di dunia sekarang ada Iri hati, Kejahatan, Kebencian dan Penyakit, namun bersama mereka juga ada Harapan.







Gambar diadaptasi dari http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSJnM4Nkwn_6xAyLue6-TVFiZKx05gq1K8dY0-EOOuoFCW_ICqxEbEadxQBQw

Categories

7 keajaiban dunia 7 wonders a pair of lover ABG abjad Adam Adat Tengger AdSense now speaks Indonesian Adu banteng adzan magrib Agama Tengger Ajisaka akuturasi hindu jawa Al Khazin alcohol Alkhazen all in one amatir Ambeien Ambon Amerika anak anak kelas 1 Angka 7 Angka 7 pakai sabuk Angka Tujuh angkot animal antimo Apa Itu Hoax apartemen Apoteker Apple aquarium Arab Arti Eureka Arti Sejarah artis Asah Otak Asal Bung Karno Asal Mula Hoax Asal Mula Kelenteng Asal Mula Teka-teki Silang Asal Mula TTS Asal usul Coklat Asal Usul Eureka Asal Usul Hoax Asal Usul Marga Batak Asal-usul Asal-usul Blackberry Asal-usul Duit Asal-usul Google Asal-usul Komputer Asal-usul Kota Bandung asal-usul lagadoni asal-usul mahameru Asal-usul Nama Indonesia Asal-usul Paman Sam asal-usul pizza Asal-usul Qwerty asal-usul semeru Asal-usul Vaksin Polio asal-usul wikileaks ASI at work ATM Australia Auto 2000 ayam betutu ayu ting ting Baby bad boys bahasa Arab bahasa Cirebon bahasa inggris bahasa Jawa bahasa Jepang bahasa sunda Bali Bali Aga Bali Asli Bali bird park Bali Mula Bali Safari Bali Turunan Baliaga bandung Bandungbondowoso Bangkok bangunan Barcelona Barrack Obama Bartender batak batu bata Batubara Sawah Lunto Bbm be thankful for the little thing Bear bebek Bejo belajar masak belajar. belalang kupu-kupu Bella Saphira bencong Benjol Bepe berenang bersyukur Best Bar Bidadari Bidpai biksu Bill Gates Bintang Toedjoe Biografi Bioskop bis kota BJ Habibie Blackberry Blind spot Blog Sejarah BMW BMW 320i Bohong di Internet bola golf Boobs vs. Willies borobudur Boston boxing Brain study Brebes brimob buah buaya bubur ayam Budaya Tengger budeg buku buku tabungan BUMN bunga mawar Bunker Batavia Bunker Jakarta Bunker Kota Tua Bupati Malang burung beo cafe camping Can I help you mam ? can't pay Candi Blitar candi bukit barisan candi muara tikus cape deh.. capucino Carl Lewis CCTV Celana dalam celana pendek celebration of life celine dion cemetery cendol Ceragem Cerita dari Cina Cerita Inspirasional Cerita Rakyat Cerita Rakyat Filipina Cerita Rakyat India Cerita Rakyat Iran Cerita Rakyat Jawa Barat Cerita Rakyat Jawa Timur Cerita Rakyat Kashmir Cerita Rakyat Malaysia Cerita Rakyat Merapi Cerita Rakyat Myanmar Cerita Rakyat Nusantara Cerita Rakyat Suku Indian Cherokee Cerita Rakyat Suku Maya Cerita Rakyat Turki Cerita Silat SH Mintardja Cerpen charm body fit cherry belle China China phone Chinese Chivas chocolate Church CIA Cicadas circle fly club golf clubbing coca cola coffe shop Coklat Afrodisiak Coklat untuk Seks Coklat Valentine Columbia Complete contact convenient cowo bodoh... cowo-cowo CPD CPM cucu Cup D cute cyber cafe Da'i Bachtiar daftar nama wali pitu Dahlan Iskan daihatsu danau Daun putri malu david beckham Dawet delight demo Demo Kerbau departemen kesehatan Dewata Cengkar Dewi Sekardadu Dian Sastro die hard digigit ular dijual butuh uang direct marketing direktur utama diskettes ditlantas polda dokter Dokter gigi dokter kandungan dokter THT Dongeng Dongeng Mancanegara Dora Sembada dosen DPR driver Durian e-KTP e-mail Ebook Tengger Bromo electrolux elephant Eloy Zalukhu Embargo embassy enchantment encim Engkoh Enter es keliling es teh manis Esemka Eureka Archimedes Eureka dan Sejarahnya Eureka Saya Menemukannya Eve Fabel Aesop Fabel Bidpai facebook fanta Farmer farmville FB FB Mayer FBI fengshui fenny rose fesbuk Finished Focus Foke Foklor Merapi fokus foya-foya frustasi Gaek Cukua Sabalah gajah hitam Galatama Galaxy tab Ganesha Blitar Ganesha Kala Dicuri ganteng tapi bandel ganti kartu Garam Gunung Krayan Garis Lurus Merapi Kraton Pantai Selatan Garis Lurus Yogya Garuda Magazine gema gembok dan anak kunci Gereja Bantul Gereja Candi get up Getuk Ginza Gogol Gogol Gempol Gogol Pasuruan Gogolan google Google talk Gorilla Greek and Roman Mythology Green Greg Riley Gudeg Gunung Batok Gunung sion Gunung Tengger guru hakim hamil Hanacaraka hand Hans Christian Andersen happiness hari kiamat Hari Lahir Yesus harta Hati Kudus Tuhan Yesus hayam headset health heart attck heaven Helicopter view helm hemorrhoid herin Hermawan Kartajaya Hikayat Tangkuban Perahu Hoax Holland bakery Hollywood Homo Honocoroko Humor humour huruf A semua huruf vokal Hut Kemerdekaan Ibu ikan baronang ikan belanak ikan kembung iman imigrasi impoten Indian boy Indomie Indonesia Info Inlandeer internet Interview ipad iPad2 iphone ipod IQ isi pulsa Istana Cipanas istri istri bawel ITB Iwak peyek Jalangkung jambu monyet James Watt Jamil Azzaini jangan dicoblos jangan menunggu Jataka Jepang Jogya joko Joko Widodo Joni Judo jujur juragan tanah just kidding Justin Bieber kaca spion Kacang dua kelinci kacang ijo Kacang mete kadal air kakek kambing Kambing hitam kambing putih kan pei kantor polisi kantor pos Kapan Yesus Lahir karburator karyawan baru Kasih Kata Duit Katolik Bantul KB suntik ke sambar petir Kebetulan Aneh Kebetulan Unik kehidupan Keistimewaan Yogyakarta Kejaksaan keju kekayaan Kelahiran Soekarno Kelapa kenalan kera sakti kerajaan sriwijaya Keraton Solo Keris Sarutama king of world Kisah Klasik Minang kisah merapi KL Klenteng Mbah Ratu Surabaya kode kode baru kodok komar komodo Komputer dari zaman ke zaman kopi Kost kota wisata kotak surat koto kampar KPK Kraton Solo kreditan TV Krisdayanti KTP Kudus kulkas second kunci mobil kuntilanak kurang gizi Kutoarjo lada hitam Ladies Lady gaga lamaholot lamanerin lampu merah langit biru Latte Laundry laut mati Learn to move on leaving office on time Lebaran Lee Myung Bak legenda gunung semeru Legenda Mbah Maridjan Legenda Mbah Petruk legenda merapi Legenda Sangkuriang Lemari es lemots life life in the world lift up Lilin Liposuction Logistics and organization Losarang Losmen lowongan kerja lubang hidung Luck mabal sakola Madura mahasiswa main rules Majesti Makam Mbah Soleh Makam Sunan Ampel Makan siang makassar Makna Sejarah Malaysia Malik Ibrahim manado manager Manager HRD Mancing mania Mancing. mang beca Mantri sunat maratus Mardi Lestari Marga Batak mario teguh masjid agung demak masjid akulturasi Masjid Ampel masjid ki ageng henis masjid laweyan masjid solo Masjid Sunan Ampel Masuknya Islam Indonesia Masuknya Islam Nusantara masya Allah Masyarakat Tengger Matador Spanyol Matematika Maulana Aliyuddin Maulana Ishak Maulana Malik Isroil Maulana Muhammad Ali Akbar Mbah Bolong Mbah Petruk Mbah Soleh Ampel Mbah Sonhaji Mbah Suwo Melinda membaca buku membalas budi member get member menado menara pisa mencret menelepon menggodaku Mercedez AutomaticI Mercy Merdeka meresapi Mertua mi instan michael Jackson mie mikrolet minum minuman keras Miss Malaysia Miss Universe Miss USA Mitos Mbah Petruk Mitos Merapi MK mom and wife mona money monogami monoton monyet motivasional motivation motivator Mr Bean MS Hidayat muara tikus mudik Muhammad Al Maghrobi murid Murid Sunan Ampel MySpace Nama Google Nanas nasi goreng Nasredin Hoja nazarudin nematus Nenek New York Nidji nightclub Jokes nilai jual nini-nini Novel Nyadran nyamuk Obama Oneng dan Badjuri orang bijak orang gila orang pintar Orang Rantai orang tua Oscar Wilde otak pria otak wanita pacaran pagar listrik pak Camat pak Lurah Pak RT pakis PAM Panchatantraa panjang pinang panjang umur Panwaslu Papua parang tritis Paris Hilton pasar pasien password Patung Kala Blitar patung Kala Dicuri pawisata pedagang baso pedagang ikan pejabat pusat Pejagan Kanci Pekalongan pekan baru pelangi Pembeli adalah raja Pemimpin yg baik pemuda pen drive pencipta lambang negara Indonesia pencuri pulsa pengadilan pengantin baru Pengemis pengumuman peniti penjual buah penjual sayur Penyakit Polio penyanyi dangdut Penyiar Peradaban Atlantis Perahu Bugis Perahu Makassar permaisuri Perut buncit Pesangon peternak sapi Petik Laut photographer Piala Dunia pilkada DKI Pinisi Pink Pintu yang selalu terbuka piramida Piramida Gunung Lalakon Pizza PLN pocong POLDA Poliandri Police officer Poligami Polio polisi poltak pom bensin positive thinking post office pramugara Pramugari productivity Professor Psikiater puasa public relation Purbakala Blitar Putus asa Qomar dan siti... Qurban Rabbit racun Radio raja raja sate H. Subali Ramadhan Ramlan rayuan si raja gombal Rendah hati Renungan Reunian reward point Rhino rice cooker Robot Roro Anteng Joko Seger Roro Jonggrang rorompok RS jiwa RS TNI AU Dr Salamun rule rumah bordil Saka salaki sakarat salesman Sandal Jepit sate. satpam Satya Yoga Sawah Gogol sawo matang Sayur SD Seafood pizza Sego Jagung Sejarah Sejarah Ampel sejarah angka 7 Sejarah Angka Tujuh Belanda sejarah artis Sejarah BlackBerry Sejarah Bromo Sejarah Bunker Jakarta Sejarah Coklat Sejarah Eureka sejarah garuda pancasila Sejarah Google Sejarah Gunung Merapi Sejarah Hanacaraka Sejarah Hoax Sejarah Indonesia Sejarah Islam Indonesia Sejarah Islam Nusantara Sejarah Istana Cipanas Sejarah Jakarta Sejarah Komputer Sejarah Kraton Solo Sejarah Kraton Yogyakarta sejarah lagadoni Sejarah Majapahit Sejarah Marga Batak Sejarah Masjid Ampel sejarah merapi sejarah minyak goreng Sejarah Nama Indonesia Sejarah Orang Rantai Sejarah Paman Sam Sejarah Pinisi Sejarah Polio Sejarah Prambanan Sejarah Qwerty Sejarah Roro Anteng sejarah rumah sakit sejarah semeru Sejarah Teka-teki SIlang Sejarah Tengger Sejarah TTS Sejarah Wali Sejarah Walisongo sejarah wikileaks sekolah minggu sekretaris selang oksigen Semangka Sembilan Makam di Ampel sendok Sentong Tengah sepak bola serangan jantung seribu setitik embun inspirasi Seven up Showroom Sianida siapa julian assange Siapa Mbah Maridjan siapa sultan hamid II siliaris pupil silverQueen SIM simbol pria simbol wanita Singapore Singkong sirkulasi darah Situs Purbakala Situs Purbakala Blitar Smash SMS SNSD Social networks Solo soto ayam space SPBU Muri Tegal SPG Starbucks status steve jobs STNK storeroom stroke student suami suami dan istri suami istri suami sekarat Sudirman suku sumbangan sun block sun go kong sun plaza Sunan Ampel Sunan Bonang Sunan Drajad Sunan Giri Sunan Gunung Jati Sunan Kalijaga Sunan Kudus Sunan Muria sunat superman supermarket supervisor Surabaya Surakarta surga Surya Paloh susah bernapas susu suzuki Swatch Syahrini Syeh Siti Jenar Syeh Subakir Syekh Piyobang Taekwondo tahayul tahta tahun uang Taiwan taj mahal Tambang Sawah Lunto Tanah abang tangkuban perahu Tanjung kodok taraweh Tarzan tatar sunda Teacher teka teki Teka Teki Silang tekad telepon koin telor Tempat Angker di Merapi Tempat lahir Bung Karno tempe Tenaga kerja Indonesia Tenganan Tengger Bromo terong ungu tersedak Terunyan test drive The Grimm Brothers The Hoax the winner Thomas Alfa Edison THR tidur tiga roda tiger wood tilang tinggi hati tips aman naik angkot tipung titik buta to be to have toilet Toyota Landcruiser Toyota xenia Tradisi Tengger Trivia Trowulan TTS Tuhan tukang baso tukang becak tukang cukur tukang jahit tukang kue tukang pos Tuna netra tuna wicara... turis arab tuyul ucok UGD UI ulang tahun Unesco Upacara Karo Bromo upload FB usb port ustadz Vaksin Polio Vegetarian vegetation Vermak Jin villa VOA volvo wali pitu Walisongo Walisongo Periode I Walisongo Periode II Walisongo Periode III wanita wanita duduk Warteg washington watches water wawancara WC wedding Whale wikipedia windows Wisata Bogor Wisata Cipanas Wisata Sawah Lunto Wisata Solo Wisata Sumatra Barat witches wong ndeso x-men yerikho Yogja Yuni shara zaman