WARRIORS #1: Into The Wild
Penulis : Erin Hunter
Penerjemah: Yunita Chandra S
Penyunting: Ari Nilandari
Penyunting: Ari Nilandari
ISBN : 978-602-987377-0-4
Tebal : 346 Halaman
Harga : Rp 47.900
Cover : Soft Cover
Penerbit : Kantera
Penerbit : Kantera
Cetakan: I, 2011
Buku ini adalah sebuah fabel, karena tokoh yang mengisi cerita di dalam buku ini adalah binatang. Kali ini kucing menjadi topik yang dibahas dan menjadi tokoh utama dalam buku seri Warriors #1: Into The Wild.
Seperti umumnya di dunia manusia, di dunia kucing pun berlaku hal-hal yang ada di dunia manusia. Kekuasaan, kesetiaan, aktualisasi diri dan rasa harga diri.
Dalam buku Into The wild yang merupakan buku pertama dari serial Warriorini, dunia kucing digambarkan terdiri atas beberapa Klan yang tentunya berasal dari jenis kucing yang berbeda-beda.
Ketika membuka buku ini, pada bagian awal halaman, kita akan diperkenalkan kepada macam-macam jenis kucing. Saya sampai merasa kewalahan mengingat daftar istilah yang tertulis walaupun hanya satu halaman saja. Saya rasa lebih mudah menghafalkan nama manusia ketimbang istilah-istilah dalam mengenal kucing. Seperti apa itu Telon atau Calico, Tortoiseshell, Tabby, Maltese, Tuxedo cat, Jellicle cat, Silverpelt dan lain-lain.
Alkisah, di sebuah hutan hiduplah ratusan kucing liar yang tergabung dalam bebarapa kelompok―atau lebih dikenal dengan sebutan Klan. Setiap klan dipimpin oleh seekor kucing yang dianggap mumpuni untuk memimpin klannya, bisa betina atau pun jantan.
Ada sekurangnya lima klan yang menempati hutan itu. ThunderClan atau Klan-Guntur, ShadowClan atau Klan-Bayangan, WindClan atau Klan-Angin, RiverClan atau Klan-Sungai dan StarClan atau Klan-Bintang.
Setiap klan mempunyai pemimpin, deputi dan warrior. Tingkatan warriorini adalah kelas yang paling berprestise, karena mereka dianggap sebagai pejuang dan penjaga klan. Klan-klan ini hidup berdampingan di dalam hutan sesuai aturan yang berlaku menurut hukum mereka―hukum yang telah digariskan oleh para leluhur mereka. Kecuali Klan-Bintang, yang anggotanya adalah para arwah kucing, diyakini sebagai klan bijak yang member petunjuk bagi klan-klan lainnya.
Adalah Rusty yang merupakan seekor kucing rumahan. Rusty dipelihara oleh kakidua―sebutan bangsa kucing untuk manusia. Jelas saja sebagai kucing peliharaan, hidupnya nyaman dan terjamin. Selain semua kebutuhan seperti makanan, minuman yang bisa didapatkan secara mudah oleh Rusty, dia pun sangat disayang oleh oleh pemliknya. Elusan dan belaian adalah kemanjaan-kemanjaan ekstra yang dia dapatkan dari pemiliknya. Apalagi yang Rusty cari dalam hidupnya sebagai kucing? Karena saat ini hidupnya sudah sangat sempurna dengan kemewahan dan kenyamanan mengelilinginya.
Tapi ternyata bukan saja manusia yang tidak pernah puas terhadap apa yang sudah didapatkan dan dimilikinya. Seperti pepatah yang menyebutkan bahwa rumput tetangga terlihat lebih hijau. Itulah yang dialami oleh Rusty, tatkala suatu malam saat dia mengabaikan teriakan panggilan terakhir dari pemiliknya karena lebih tergoda oleh bau tajam hutan yang menjadi segar sehabis hujan, dari situlah awal segala yang mengubah kehidupan Rusty sebagai kucing rumahan.
Di pinggir hutan, Rusty bertemu dengan beberapa kucing liar dari ThunderClan. Bagi mereka, Rusty tidak lebih dari seekor kucing rumahan yang manja dan manis. Tidak mempunyai keahlian apa pun bahkan cenderung akan menjadi gendut, lemah dan tidak ‘jantan’ lagi.
Dan bagi Rusty, kehidupan para kucing liar yang baru dijumpainya terlihat lebih seru dan menantang. Dia pun terpikir untuk bergabung dengan ThunderClan dan menjadi warrior seperti teman-teman barunya. Maka ketika dia mendapatkan ajakan untuk bergabung dengan ThunderClan, Rusty tergoda untuk mencoba menjajal kemampuannya menjadi kucing liar dan bertekad menjadi warrior yang tangguh. Tapi di sisi lain dia masih merasa nyaman dengan kehidupan yang sudah dia terima selama ini.
Pilihan apa yang akan Rusty ambil? Tetap bertahan sebagai kucing rumahan yang manis dan dimanja sang pemilik atau mendobrak identitas dirinya sebagai kucing rumahan dengan hidup di hutan sebagai kucing liar dan bergabung dengan salah satu klan kucing.
Di cerita ini juga, kita akan diajak menyelami banyak hal tentang dunia dan pemikiran-pemikiran kucing. Ada perselisihan, pertengkaran dan perebutan kekuasaan. Tapi kita pun akan terenyuh melihat manisnya persahabatan yang terjalin di dunia kucing.
Saya pernah membaca fabel berseri tentang Burung Hantu, di mana ceritanya sangat bagus dan memukau. Kaya akan pengetahuan, sarat dengan pesan moral dan pemaparan tentang kehidupan dan kebiasaan Burung hantu yang mendetail. Karena si penulis adalah seseorang yang concern terhadap objek yang sedang dia tulis dan mempunyai rasa cinta yang besar terhadap Burung hantu.
Demikian juga dengan Erin Hunter. Dia tidak semata-mata mengangkat tema Kucing sebagai objek dari buku yang di tulisnya. Apalagi seri Warrior ini telah mencapai 6 buku, yaitu:
1. Into the Wild
2. Fire and Ice
3. Forest of Secrets
4. Rising Storm
5. A Dangerous Path
6. The Darkest Hour
Kepandaian Hunter dalam mengolah cerita tidak perlu disangsikan lagi. Terbukti dia dapat menggambarkan dan memaparkan kucing dan dunianya secara detail, seolah-olah dia adalah bagian dari mereka, dan mengerti apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka rasakan.
Bagi para pecinta fabel terlebih yang berhubungan dengan kucing, buku Warriors #1: Into The Wild ini akan menjawab terhadap rasa haus akan cerita-cerita binatang yang seru, lucu dan tentunya sarat pesan moral yang tinggi.
0 comments:
Post a Comment