Resensi oleh Noviane Asmara
SUDDENLY SUPERNATURAL #2: Kat Si Medium Penakut
Penulis : Elizabeth Cody Kimmel
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penyunting : Pujia Pernami
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penyunting : Pujia Pernami
Pewajah Isi: Aniza
ISBN : 978-979-024-471-9
Tebal : 161 Halaman
Harga : Rp 30.000
Cover : Soft Cover
Penerbit : Atria
Penerbit : Atria
Cetakan I : Juli 2011
Semuanya berawal dari keisengan Katslavina yang akrab dipanngil Kat, saat tengah memotret rumah yang berada di sebelah rumahnya sebagai objek untuk proyek Komunikasi Dasarnya dari kamarnya.
Saat melihat-lihat foto hasil jepretan isengnya di komputer, Kat menemukan hal-hal ganjil di dalam fotonya. Sebuah wajah pucat seorang anak lelaki, menatap lurus ke kameranya terekam di kamera digitalnya.
Seperti yang diceritakan di dalam buku Suddenly Supernatural #1 : Arwah Sekolah, di mana Kat mendapatkan Penglihatan di usianya yang kala itu tepat 13 tahun. Kat bisa melihat arwah-arwah orang yang sudah mati sekaligus berkomunikasi dengan mereka. Yah, Kat adalah seorang Medium Pemula. Bakat yang dia dapatkan sama dengan bakat yang dimiliki Ibunya yang adalah seorang Medium juga.
Kadang Kat menganggapnya itu sebagai anugerah, tapi kadang dia menggapnya itu sebuah musibah. Karena dengan keadaannya yang seperti ini, jelas Kat bukanlah gadis biasa.
Rasa penasaran Kat terhadap sosok wajah di fotonya, membuat dia untuk menyelidiki siapa sebenarnya sosok anak lelaki itu. Kat pun berinisiatif untuk berkunjung ke rumah sebelahnya, rumah yang sudah kosong lebih dari dua tahun. Ternyata, di rumah kosong itu bukan hanya satu arwah yang dia temui, tapi banyak sekali arwah yang dijumpai oleh Kat, termasuk arwah lelaki tua yang pemarah, yang sangat membuat Kat ketakutan.
Dan arwah anak lelaki itu pun ada di sana. Anehnya, Kat tidak dapat berkomunikasi dengan arwah anak lelaki itu, walau Kat sudah berusaha untuk memanggil dan meminta perhatian si Arwah. Sampai saat ketika Kat sudah tidak menghiraukannya, dia terpaku pada tulisan di jendela bersalut lapisan tipis debu, yang digoreskan dengan jari: TOLONG AKU.
Dari sini, ceritanya semakin seru dan kompleks. Kita tidak hanya diajak oleh Kat dan sahabatnya, Jac untuk ikut bertualang memecahkan misteri tentang penampakan anak lelaki yang diduga bernama Tank saja. Konflik-konflik lain selain tentang arwah anak lelaki pun menghiasi cerita ringan dan menghibur ini.
Sebut saja konflik yang terjadi antara Jac dan Ibunya. Bagaimana Jac yang selalu punya solusi untuk masalah orang lain, harus berjuang keras terhadap masalah yang menyangkut dirinya sendiri. Jac yang telah memutuskan sesuatu yang besar dalam hidupnya―yang jelas mendapatkan murka dan pertentangan habis-habisan dari Ibunya.
Lalu Kat di usianya yang masih terbilang ABG labil, usia di mana anak-anak berada dalam posisi tidak nyaman―selalu ingin menentang dan memusuhi orangtuanya, walau mereka tahu tidak ada satu kesalahan pun yang diperbuat oleh orangtua mereka.
Kat yang tidak nyaman dengan hubungan dia dan Ibunya. Hubungan yang di mata Jac, sahabatnya merupakan hubungan yang harmonis yang selalu didambakan oleh Jac, tapi tidak untuk Kat.
Terlebih saat muncul seorang lelaki yang harus diakui Kat sebagai seorang yang tampan, menawan dan baik tetapi bisa menjauhkan dia dari kasih sayang Ibunya.
Ketakutan-ketakutan semacam itulah yang umumnya menyerang pada gadis seusia Kat dan Jac. Rasa ingin memberontak yang besar, mengubah pola pikir meraka. Mereka cenderung mengangap diri mereka benar, dan membenci orang-orang sekeliling mereka yang tidak pernah mendukungnya. Sebuah krisis pengenalan jati diri.
Kandungan misteri yang mengisi unsur cerita ini pun cukup mendebarkan jantung para pembaca. Bukan karena perasaan seram terhadap hantu atau arwah, tapi sensasi lega saat misteri tentang arwah anak lelaki yang sudah lama tersimpan, akhirnya bisa dikuak dengan cara yang sangat apik. Kejutan-kejutan yang keluar di setiap langkah penyelidikan yang dilakukan Kat dan Jac, sejenak membawa kita kepada cerita-cerita detektif dalam hal memecahkan kasus.
Mau tahu aksi seru Kat dan Jac di Suddenly Supernatural #2: Kat Si Medium Penakut secara gamblang? Baca saja buku ini, karena tidak memerlukan waktu lama buat kamu untuk menuntaskan buku yang hanya mempunyai 161 halaman saja. Eit, jangan salah, walau tergolong tipis, tapi keseruan yang didapat sangatlah tebal. Selain Kat dan Jac, kamu pun akan menjumpai si Shaggy tampan yang mengaku sebagai seorang Penyembuh. Coba, apalagi itu?
“Aku tidak perlu mendapatkan pujian. Aku tidak mengoleksi berkas perkara dengan akhir bahagia. Aku bukan penyembuh jika masih mementingkan ego. Tugasku adalah menyembuhkan. Inilah diriku. Aku tidak merasakan apa pun selain bahagia”.
Kata-kata di atas yang dilontarkan si penyembuh, lumayan menohok. Karena siapa pun kita apa pun yang kita lakukan, baik untuk kita sendiri atau pun untuk orang lain, seharusnya memang dilakukan tanpa mengharapkan pujian atau karena ego semata. Karena sesuatu yang kita lakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih dengan berakhir sebuah kebahagiaan untuk orang lain dan juga diri sendiri, adalah hal yang luar biasa indahnya.
0 comments:
Post a Comment