Resensi : Noviane Asmara
Penulis : Charlaine Harris
Penerjemah : Harisa Permatasari
Penyunting : Musa Annaqi
Penerjemah : Harisa Permatasari
Penyunting : Musa Annaqi
ISBN : 978-979-1924-09-2
Ukuran : 13 x 20,5 cm
Tebal : 289 Halaman
Cover : Soft Cover
Penerbit : Kantera
Penerbit : Kantera
Cetakan I : Desember 2010
Para penggemar cerita bergenre misteri, thriller atau suspense romance pasti sudah tidak asing dengan nama-nama penulis seperti Beverly Barton, Lisa Jackson, Karen Rose, Chelsea Chain. Mereka adalah penulis wanita yang banyak menghasilkan buku-buku bergenre misteri dengan cerita-cerita yang memikat. Dan saya menyukai karya-karya mereka yang hebat. Selain penggemar genre fiksi fantasi, saya adalah pembaca setia genre misteri dan suspense. Selain penulis-penulis wanita, saya pun sangat kagum terhadap karya-karya Stieg Larsson, Alan Folson.
Sekarang penulis wanita dengan tema misteri favorit saya bertambah lagi, dengan munculnya Seri “The Lily Bard Mystery” besutan Charlaine Harris.
Saya tidak menyangka ternyata selain pintar membuat cerita vampir yang fenomenal lewat “The Sookie Stackhouse Novels”, Harris juga sangat lihai dalam merangkai cerita misteri. Terbukti dengan buku pertama dari seri The Lily Bard Mystery : Shaskespeare’s Lanlord. Bintang tiga setengah layak untuk cerita yang tersaji menawan dan penuh misteri ini. Tidak hanya ceritanya yang sangat menjerat hati, tetepi kovernya juga. Lihatlah betapa simbol-simbol misteri dan gambar-gambar yang mewakili isi cerita terpampang menarik dalam setiap kotaknya.
Selamat datang di kota kecil Shakespeare, Arkansas....
Kota yang terjaga lebih awal dan tertidur lebih cepat.
Lily Bard, wanita tukang bersih-bersih yang sudah empat tahun menjadi warga Shaskespere. Ia tinggal di apartemen yang ia beli dari Pardon Albee. Apartemen Shakespere Garden, begitu sang pemilik menamainya, karena bagian depannya menghadap ke arah arboretrum.
Kegiatan harian Lily adalah seputar bersih-bersih. Warga Shakespeare menyewa jasanya untuk sekedar membersihkan rumah atau kantor mereka. Kebanyakan klien Lily adalah penghuni apartemen yang menyewa bulanan pada pardon Albee. Beberapa diantaranya adalah Mrs. Hofstettler, Pasangan keluarga York: Alvah dan TL, Norvel Whitbread yang bekerja di Gereja Shakespeare, Marcus Jeferson, Deedra Deane, Pasangan O’Hagen; Tom dan Jenny.
Kehidupan di apartemen yang selama ini tenang dan nyaman, tiba-tiba berubah menjadi menegangkan ketika sang pemilik apartemen, pardon Albee ditemukan di dalam kantong plastik dalam keadaan tewas. Sejak saat itulah kota Shakespeare menjadi tidak tenang, terlebih lagi untul Lily.
Lily yang diam-diam menyebut dirinya sebagai Jasa Kebersihan Shakespeare, tiba-tiba menjadi tersangka atas tewasnya Pardon Albee. Beberapa bukti mengarah padanya. Ia bolak-balik dimintai keterangan oleh Claude Friedrich, kepala polisi Shakespeare. Saat itulah dia bertekad untuk menemukan sang pembunuh Albee, karena ia merasa ada beberapa kejadian yang ganjil dan beberapa hal yang tidak pada tempatnya yang ia temukan pada diri penghuni apartemen.
Lily sudah hapal akan kebiasaan para pemakai jasanya. Kapan mereka pergi, kapan mereka datang, apa yang biasa mereka lakukan, apa kesukaan dan ketidaksukaan mereka dan hal-hal pribadi yang bisa Lily tebak hanya dari jejak dan kebiasaan kliennya itu.
Di tengah penyelidikan yang Lily lakukan, ia dihadapkan pada teror yang terus-terusan ia terima. Borgol dan pistol yang dibungkus kain putih, Boneka Ken yang berdarah dengan satu matanya yang cacat, penyerangan yang terjadi di halaman apartemennya dan lain-lain Teror yang kesemuanya mengarah pada masa lalunya.. Masa lalu yang Lily simpan rapat-rapat dan tidak satupun warga Shakespere mengetahuinya, sampai saat laporan tentang masa lalunya tersebar ke seluruh kota Shakesperae akibat kecerobohan Claude Friedrich yang sedang menyelidiki Lily Bard dan penasaran terhadap masa lalu Lily dan keberadaannya di Shakespeare.
Akhirnya bersama-sama mereka berdua berusaha memecahkan misteri pembunuh Albee yang sebenarnyaMereka mengumpulkan bukti dan alibi para tersangka yang mereka yakini terlibat. Dan berkat kecerdasan Lily dan ketajaman instingnya, Lily berhasil menemukan tersangka sebenarnya, hanya karena Lily menemukan hal yang berbeda di rumah kliennya itu saat ia bersih-bersih. Begitupun dengan Friedrich yang sudah mencurigai orang itu sebagai pelakunya, dengan melindungi Lily ketika si pembunuh mencoba menyakiti Lily. Bukti-bukti mengarah pada orang yang tidak pernah diduga sanggup melakukan tindakan keji itu. Orang yang selama ini menpunyai kehidupan normal dan lurus. Tapi begitulah misteri kehidupan.
Banyak hal menarik yang terjadi saat Lily memecahkan kasus ini. Keterlibatan percintaan Lily dengan seorang Marshall Sedaka yang sedang dalam masa perceraianpun kian turut melengkapi kisah misteri ini.Tapi hal yang paling menarik dari cerita ini menurut saya adalah masa lalu dari seorang Lily Bard. Masa lalu yang sangat kelam. Masa lalu yang tidak akan pernah bisa terhapus selamanya dari ingatan Lily begitupun dengan ingatan saya. Masa lalu yang bisa membuat semua oarang ngeri sekaligus iba terhadap Lily. Masa lalu yang akn terus menghantui dan menjadi sebuah catatan berdarah di hati Lily.
Masa lalu Lily yang membuat saya menangis saat mengetahuinya dan ingin membalas terhadap si pelaku perusak masa depan Lily tersebut.
Charlaine Harris berhasil membuat emosi saya naik turun ketika membacanya. Itulah yang saya suka dari sebuah cerita misteri. Penuh dengan trik dan intrik juga ketegangan yang dirasakan.
Seri The Lily Bard Mystery ini terdiri dari lima buku, yaitu:
Shakespeare’s Landlord
Shakespeare’s Champion
Shakespeare’s Christmas
Shakespeare’s Trollop
Shakespeare’s Counselor
Semoga jarak terbit tiap bukunya tidak terlalu lama, sehingga rasa penasaran saya akan pelaku tak berperikemanusiaan yang berada di masa lalu Lily, segera terjawab.
0 comments:
Post a Comment