Bila Berziarah ke Makam Sunan Ampel, sungguh, jangan lupa, ziarahi juga makam Mbah Soleh.
Mbah Soleh, semasa hidupnya punya keistimewaan yang tak dipunyai lain-lain orang. Ia tukang sapu Masjid Ampel saat Sunan Ampel hidup. Kalau menyapu, bersih sekali. Orang yang sujud di masjid ini dan tak pakai sajadah merasa nyaman karena merasa bersih tanpa debu sama sekali.
Usia manusia, siapa yang tahu. Mbah Soleh wafat. Ia dikubur di depan masjid.
Kematiannya sangat ditangisi. Ia meninggalkan warisan amat penting: kerja adalah ibadah. Bila pekerjaan dilakukan dengan iklas, hasilnya memuaskan. Begitulah Mbah Soleh. Tak ada seorang pun yang sanggup menyamai hasil kerjanya. Semakin lama, masjid yang dulunya bersih terasa semakin kumuh dan kumuh. Sunan Ampel sangat prihatin. Sunan Ampel pun berkata," Bila Mbah Soleh masih hidup, pasti masjid ini selalu bersih."
Tiba-tiba yang hadir dikejutkan sosok Mbah Soleh kembali menyapu di dekat tempat Imam biasa memimpin salat. Wow, Mbah Soleh kembali hidup. Masjid pun kembali bersih.
Tapi lagi-lagi, Allah mencabut nyawa Mbah Soleh. Lantas Mbah Soleh pun dikubur di samping kuburannya dulu.
Sepeninggal Mbah Soleh, masjid kembali kotor. Sunan Ampel pun bicara seperti dulu: "Seandainya Mbah Soleh masih ada..."
Ajaib, Mbah Soleh kembali hidup dan bersih-bersih. Masjid kembali tak ditempeli debu. Dan, Mbah Soleh, sekali lagi meninggal dan dikubur di dekat kuburan yang pernah menguburnya. Masjid kotor kembali. Sunan Ampel kembali prihatin dan berucap bila Mbah Saleh hidup. Ya ampun, Mbah Saleh hidup kembali.
Peristiwa itu berulang terus sampai delapan kali. Berarti Mbah Soleh hidup lagi kali ke-delapan. Nah, pada kehidupan Mbah Soleh yang ini, Sunan Ampel wafat. Setelah Sunan Ampel wafat, Mbah Soleh menyusulnya, dan ia dikuburkan di dekat kuburannya dulu. Jadi, total kuburan Mbah Soleh ada sembilan. Kuburan terakhir di ujung paling Timur.
(Kisah terjadi pada abad ke-15: Sunan Ampel wafat tahun 1478)
foto: indosiar
0 comments:
Post a Comment