Bali Aga yaitu orang-orang yang mengklaim asli atau disebut juga Mula atau paling awal yang mendiami pulau tanah Dewata ini. Ciri khas kebudayaan Bali Aga terlihat pola kehidupan, kemasyarakatan dan cara pemujaan terhadap roh leluhur. Menekankan corak hidup kebersamaan baik dalam situasi suka dan duka dikerjakan dalam suasana gotong royong. Kehidupan masyarakat bali aga diatur dengan hukum adat atau disebut pula awig-awig.
Yang termasuk desa Bali Aga adalah Desa Tenganan, mereka mempunyai rumah adat yang sama, ciri khas rumah adat mereka dibangun dari campuran batu bata merah, batu kali, dan tanah, atap rumah mereka terbuat dari tumpukan daun rumbia. Bentuk rumah berpeta-petak denga ukuran relatif sama, lebar pintu masuknya seukuran orang dewasa dan bagian atap pintu menyatu dengan atap rumah, lokasi desa Tenganan terletak di kabupaten karangasem, dari Objek wisata Candidasa ke arah Utara sekitar 5 km. Desa tua lainnya yaitu Desa Trunyan, desa unik memiliki kebudayaan yang unik dalam prosesi orang meninggal, tubuh orang yang sudah meninggal melalui sebuah prosesi dan akhirnya dibungkus dengan kain kapan, dan selanjutnya ditaruh di atas tanah di bawah taru menyan tanpa mengeluarkan bau sama sekali, Penduduk Desa trunyan meyakini dirinya sebagai Bali turunan, sejak leluhur mereka turun dari langit ke bumi Trunyan. Nama Desa Trunyan juga bisa diartikan dengan pohon Tru Menyan yaitu pohon yang menyebarkan bau harum.
Diperkirakan sejarah asal-muasal penduduk yang menempati daratan ini berasal dari bangsa Austronesia, terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarah jaman batu atau pada saat jama perundagian seperti kapak persegi, kreasi seninya berupa nekara dan sarkofagus, dengan persatuan hukum yang disebut thana. Bangsa inilah yang kemudian menurunkan penduduk Asli atau Mula disebut juga dengan penduduk Bali Aga. Sejarah pada jaman tersebut itu menyebutkan penduduk asli ini belum beragama, menyembah leluhur yang mereka sebut Hyang.Kemudian munculah Resi yang dalam pustaka disebutkan dari India bernama Resi Maharkandya, atas petunjuk Tuhan, beliau menghadang segala marabahaya datang ke tanah Dewata untuk mengajarkan agama, tiba daratan beliau melakukan upacara penanaman lima unsur logam yang disebut panca datu, didaerah tersebut wasuki atau Basuki dan akhirnya dibangun Pura Besakih yang merupakan pulau terbesar di Bali.
0 comments:
Post a Comment