Racun sudah terkenal sejak zaman Purba. Binatang buruan mati akibat panah yang dilumuri racun. Banyak pula kejadian, manusia mati karena diracun. Bahkan di Indonesia, aktivis HAM Munir juga diduga meninggal akibat diracun. Bagaimana sejarah racun?
Dalam bahasa Inggris, racun disebut dengan toxin. Kata ini berasal dari istilah Yunani 'toxicon' yang mengacu pada racun panah.
Sejarah awal mengenai racun, sebagaimana ditulis wikipedia, erat dikaitkan dengan mitos dan kepercayaan. Tahun 2500 SM, bangsa Sumeria diketahui menyembah dewi racun yang disebut Gula.Dalam mitologi Yunani, terdapat beberapa rujukan tentang racun, di antaranya adalah kosah tentang Medea, cucu dari Helios(dewa matahari). Medea ingin membunuh anak tirinya, Theseus dengan minuman anggur beracun.Namun, usaha tersebut digagalkan oleh Aegeus, suami Medea. Tulisan tertua mengenai racun ditemukan di Mesir dan berangka tahun sekitar 3000 SM dan dokumen tentang penelitian tanaman beracun yang dilakukan oleh Menes, raja Mesir.
Di dalam sejarah Yunani, racun pernah digunakan sebagai hukuman mati yang disebut Racun Negara atau State Poison. Salah satu tokoh filsuf yang pernah dihukum mati dengan cara ini adalah Socrates. Selama masa pemerintahan kekaisaran Romawi, keracunan di saat santap malam, terutama di kalangan kelas atas menjadi suatu hal yang biasa.[5] Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menyingkirkan anggota keluarga yang tidak disukai, seperti yang pernah dilakukan oleh Nero.Sekitar tahun 246 SM, Cina mengembangkan suatu drama yang disebut Ritual Chou, yang di dalamnya terdapat ritual membakar 5 macam racun.
Memasuki abad pertengahan, pada tahun 8 Sesudah Masehi, racun semakin berkembang karena ahli kimia Arab berhasil mengubah arsenik menjadi bubuk yang tidak berasa dan tidak berbau sehingga deteksi adanya racun pun sulit diketahui.Di masa itu, racun biasa diperdagangkan di apotek dan didapatkan oleh publik dengan mudah. Berbagai teks akademis tentang racun juga dituliskan oleh para biarawan, salah satunya adalah The Book of Venoms (1424) oleh Magister Santes de Ardonis yang berisi racun yang diketahui pada masa itu, mekanisme kerjanya, dan cara penyembuhannya.
Pada abad ke-14 dan 15, ahli kimia Italia berusaha membuat racun yang lebih kuat dari sebelumnya dan hal ini menyebar dari Italia ke Paris.Usaha untuk membatasi penjualan racun dilakukan oleh Louis XIV pada tahun 1662 yang mengeluarkan aturan pelarangan apotek untuk menjual senyawa beracun, kecuali kepada pembeli yang telah mendaftarkan tujuan mereka. Pada tahun 1836 dan 1841, Marsh dan Riensch secara terpisah berhasil mengembangkan metode untuk mendeteksi arsenik sehingga banyak orang yang melakukan kejahatan, terutama pembunuhan dengan racun akhirnya dapat ditangkap. Pada abad ke-20, racun mulai diteliti untuk digunakan sebagai senjata. Pertumbuhan bidang toksikologi juga mendorong berkembangan sistem kontrol dan penyebaran senyawa beracun.
Tak hanya di nusantara saja, penggunaan racun telah banyak diterapkan berabad-abad yang lalu untuk berbagai keperluan. Detikhealth mengungkap, beberapa motif atau tujuan penggunaan racun pada masa lampau antara lain adalah:
1. Menyingkirkan Lawan
Di masa Kekaisaran Romawi, racun sering digunakan untuk membunuh lawan politik, saingan bisnis, atau orang-orang yang dianggap berbahaya. Saking maraknya praktik kotor ini, racun menjadi momok di Kekaisaran Romawi. Akhirnya seorang diktator dan pembaharu Lucius Cornelius merasa perlu mengeluarkan hukum pertama di dunia mengenai racun yang disebut Cornelia Lex.
2. Hukuman Mati
Penggunaan suntik racun untuk eksekusi hukuman mati sempat diterapkan di beberapa negara. Bangsa Yunani adalah yang kali pertama memperkenalkan racun sebagai bentuk hukuman mati. Ironisnya, filsuf besar Socrates adalah orang yang menjalani eksekusi ini. Berbeda dengan hukuman mati di era modern, Socrates ‘diminta’ meminum racun untuk mengakhiri hidupnya.
3. Motif Asmara
Bunuh diri menenggak racun serangga karena cinta bukan lagi hal yang mengejutkan. Bisa jadi pelakunya terinspirasi dari kisah tragis Romeo dan Juliet. Kedua sejoli di bawah umur ini meregang nyawa dengan meminum racun karena cintanya tak direstui masing-masing keluarga.
4. Ritual
Sejak masa 246 tahun sebelum Masehi, bangsa China telah melestarikan drama yang disebut dengan ritual Chou. Ritual ini terdiri 6 tarian seremonial menggunakan bulu disertai membakar 5 jenis racun, yaitu racun cinnabar atau merkuri, realger atau arsenic, vitriol hijau atau tembaga sulfat, lodestone dan racun lain yang tidak diketahui.
5. Tak Kuat Menanggung Malu atau Kekalahan
Dalam catatan sejarah, dikisahkan Ratu Cleopatra dari Mesir mengakhiri hidupnya dengan cara memasukkan tangan ke sarang ular beracun. Cleopatra merupakan kekasih Julius Caesar, pemimpin Romawi. Setelah Caesar mangkat, ia menjalin hubungan dengan salah seorang pemimpin Romawi selanjutnya, Mark Anthony.
Cleopatra menemani Anthony dalam peperangan di Yunani. Sayangnya Romawi mengalami kekalahan dan Anthony pun pulang ke negaranya lantas melakukan bunuh diri. Sang Ratu juga pulang ke Mesir dan menyusul kekasihnya ke alam baka.
0 comments:
Post a Comment