Pada suatu hari, Ki Pasir duduk melepas lelah setelah mencangkul di sawah. Ia bersandar pada pohon besar di pinggiran sawah. Tiba-tiba tangannya meraba sesuatu yang bulat dan licin di sampingnya. Dilihatnya ternyata sebutir telur yang tidak biasa. Telur itu lebih besar dari telur angsa.
“Telur apa ini?” katanya dalam hati. “Ah, biar saja, telur ya telur. Kebetulan si Nyai tadi bilang kita kehabisan lauk.”
Dibawanya telur itu pulang. Ki Pasir bahkan tak ingat lagi untuk menyelesaikan mencangkul sawahnya. Ia ingin segera memberikan telur itu kepada isterinya.
Setiba di rumah, dipanggilnya isterinya, “Nyai. Lihat apa yang kubawa ini.”
Nyai Pasir juga terheran-heran melihat telur yang aneh itu.
“Dapat dari mana Ki? Ini telur apa?” tanyanya.
“Sudah,” jawab Ki Pasir, “Jangan bertanya terus, aku juga tidak tahu telur apa itu.”
“Lebih baik segera kau masak saja. Aku sudah lapar.”
Nyai Pasir memasak telur itu dan menghidangkannya di meja makan. Ia membagi telur menjadi dua dan mereka pun memakannya bersama nasi. Telur itu lezat sekali, lebih gurih daripada telur ayam.
Beberapa saat setelah makan, mereka berdua beristirahat dan tidur. Sekitar tengah malam Nyai Pasir terbangun karena merasakan tubuhnya panas dan kulitnya gatal. Ia melihat suaminya tidak ada di sampingnya, maka ia pun mencarinya ingin minta tolong.
Ketika tidak menemukan suaminya di dalam rumah, ia pun pergi ke halaman rumah. Di sana dilihatnya Ki Pasir sedang berguling-guling di tanah. Rupanya suaminya juga merasakan panas dan gatal akibat makan telur besar itu.
Nyai Pasir menghampiri suaminya ingin menolong. Namun apa daya, setiba tiba di samping Ki Pasir ia tak kuat menahan rasa panas dan gatal di sekujur tubuhnya. Ia pun menjatuhkan diri di tanah dan berguling-guling seperti Ki Pasir.
Mereka terus berguling-guling di tanah hingga membentuk lubang yang makin lebar dan dalam. Kemudian dari dalam lubang di tanah itu keluar air sehingga membentuk sebuah danau. Ki Pasir dan Nyai Pasir tenggelam di dalam danau, namun sebagai gantinya muncul sepasang naga besar yang menakutkan. Orang-orang sering melihat pasangan naga itu di sekitar danau yang kemudian dikenal sebagai telaga Pasir.
Telaga Pasir saat ini lebih dikenal dengan nama telaga Sarangan, sebuah tempat wisata yang terletak di lereng gunung Lawu, Magetan Jawa Timur.
0 comments:
Post a Comment