Awalnya saya tidak percaya, ketika mendengar berita tanggal 10 September 2008 dari sebuah stasiun televisi bahwa di suatu daerah di Jawa Barat yaitu di desa Losarang Kabupaten Indramayu 7 orang meninggal dunia karena pesta minuman keras, keesokan harinya diberitakan yang meninggal menjadi 13 orang. Keesokan harinya lagi diidentifikasikan ada 40 orang yang mengalami gejala klinis sama seperti yang terjadi pada orang yang meninggal tersebut.
Mereka meninggal dunia karena minum minuman keras, minuman yang mereka minum adalah merk ‘V’ dicampur dengan spirtus, minuman suplemen dan cairan anti nyamuk. Sungguh mengejutkan, dengan minuman keras saja sudah berbahaya apalagi ditambah dengan spirtus, bodoh sekali.
Saya tinggal di Bandung, Indonesia, saya lahir di desa Losarang itu, orang tuaku tinggal di Losarang. Setahu
saya daerah ini aman dan jauh dari pengaruh kehidupan perkotaan. Kebanyakan dari penduduk Losarang setelah selesai Sekolah Dasar pergi ke kota untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Kebiasaan ini kelihatannya sudah hilang karena sekarang sudah ada sekolah lanjutan, pembangunan berkembang..
saya daerah ini aman dan jauh dari pengaruh kehidupan perkotaan. Kebanyakan dari penduduk Losarang setelah selesai Sekolah Dasar pergi ke kota untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Kebiasaan ini kelihatannya sudah hilang karena sekarang sudah ada sekolah lanjutan, pembangunan berkembang..
Banyak penduduk desa ini yang berhasil menjadi pemimpin di pemerintahan, salah satunya adalah bapak Da’i Bachtiar sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri)
Lalu, apa yang terjadi dengan kejadian meninggalnya ke 13 orang tersebut..?
Saya pikir, mungkin karena terpengaruh oleh tontonan di televisi dan perubahan jaman dan perubahan kebiasaan adat pedesaan. Perubahan jaman tidak dibekali oleh kekuatan intelektual, mereka hanya sebagai peniru dan menempatkan dirinya tidak pada tempatnya. Berapa rata-rata umur mereka..? 22 tahun..!
Perubahan dalam bentuk apapun tidak dapat kita hindari, perubahan itu pasti datangnya, siapkah kita menghadapi perubahan ?
Bekal untuk menghadapi perubahan ini tidak pada bentuk materi, tapi kesiapan mental terutama dari pendidikan keluarga. Dari lingkungan keluargalah yang pertama-tama harus disiapkan, mulai dari persiapan pendidikannya maupun dari pendidikan agama.
Sayang sekali di usia yang masih muda, mereka mati karena minuman keras. Semoga arwahnya di terima di sisi Tuhan. Amin
0 comments:
Post a Comment